Kelompok 2 dimana saya ikut tergabung didalamnya. Menjadi grup pamungkas (terakhir) dalam mempresentasikan tantangan bunsay level ini
Berikut materi yang kami angkat mengenai Masa Pubertas
1.Latar Belakang Masalah
Sebagai orang tua, yang paling penting dalam pengasuhan anak adalah TUJUAN, apa sih tujuan kita? Tujuan pengasuhan anak harus sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah (QS Al Dzariyat : 56)
Setelah tahu tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, maka kewajiban orang tua lah membimbing anak anak nya. Mendidik sesuai fitrahnya, mendidik sesuai tahapan usianya, dari mulai bayi, tamyiz (anak anak) menjelang masa pubertas hingga dewasa.
Karena adanya beberapa tahapan dalam kehidupan manusia inilah Kami akan coba membahas satu tahapan nya, yaitu pubertas pada anak. Karena masa pubertas merupakan salah satu masa krusial dalam fase tumbuh kembang anak, terutama dalam fase seksualitas nya.
Oleh karena itu orang tua pun harus pintar agar bisa mendampingi anak pada masa yang kritis ini. Mari kita belajar bersama, mengenal lebih jauh tentang pubertas.
2. Apa Itu Pubertas
➡Secara teknikal pubertas berarti selesainya masa kanak-kanak.
➡Secara literal pubertas artinya sampai.
Sampai pada apa? Sampai pada mendapat mimpi basah (ihtilam) (QS Annur 59). Apa sih yang dimaksud dengan mimpi basah?
mimpi basah merupakan istilah bagi proses keluarnya sperma laki laki ketika dia dalam kondisi tidur / tidak sadar. Proses itu berjalan alami, khususnya bagi anak laki laki, sekaligus itu pertanda dirinya mulai masuk baligh.
Sedangkan tanda-tanda pubertas pada perempuan yaitu haid, secara literal berarti cairan.
Secara teknikal berarti darah yang keluar dari rahim wanita setelah pubertas dalam waktu-waktu tertentu
Tidak ada batasan umur, biasanya umur 9 tahun keatas, bahkan bisa lebih awal.
Sedangkan tanda-tanda pubertas pada perempuan yaitu haid, secara literal berarti cairan.
Secara teknikal berarti darah yang keluar dari rahim wanita setelah pubertas dalam waktu-waktu tertentu
Tidak ada batasan umur, biasanya umur 9 tahun keatas, bahkan bisa lebih awal.
Berikut beberapa pengertian lain mengenai pubertas
💐Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
💐Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.
💐Menurut Chaplin (1993:408), pubertas adalah periode-periode kehidupan dimana terjadi kematangan organ-organ seks mencapai tahap menjadi fungsional
💐Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
💐Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.
💐Menurut Chaplin (1993:408), pubertas adalah periode-periode kehidupan dimana terjadi kematangan organ-organ seks mencapai tahap menjadi fungsional
3. Bagaimana Mengenalkan Pubertas Pada Anak
Memperkenalkan pubertas pada anak sebaiknya merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan seksualitas anak sejak dini.
Menjelang pubertas, seharusnya orang tua banyak berbincang dengan anaknya. Mempersiapkannya menghadapi masa super genting dimana seorang hamba sudah dianggap hamba yang bertanggung jawab sepenuhnya, oleh sang Ilahi.
Tentang apa itu baligh, apa saja yang akan dilalui dan dirasa, bagaimana ia kini berbeda dengan sebelumnya. Apa saja yang diharapkan orang tua dari anak sekaligus sharing apa yang anak-anak harapkan pada masa itu.
Pada anak perempuan, orang tua harus memahami adanya fluktuasi hormon yang akan berpengaruh juga pada fluktuasi mood mereka.
Pada anak laki-laki, orang tua sebaiknya sudah memberikan pemahaman tentang fase pubertas sebelum mereka memasuki rentang usia pubertas tersebut.
Persiapan dan perkenalan masa aqil baligh ini sebaiknya dilakukan oleh ayah maupun ibu. Terutama untuk anak laki-laki, peran ayah akan sangat diperlukan.
Mengenai pergaulan, sebaiknya disampaikan oleh orang tua yang berlawanan jenis dengan anak. Misalnya, yang baligh adalah anak perempuan, maka ayahnya akan membicarakan bagaimana perasaan dan pandangan laki-laki usia ini terhadap perempuan. Misalnya, jika perempuan memakai baju yang membentuk tubuh, suara yang mendayu-dayu, apa yang akan dirasakan oleh lelaki. Begitu pula sebaliknya.
Pada anak laki-laki, ibunya seharusnya menjelaskan agar ia tidak 'tebar pesona' berkata manis dan lain sebagainya, karena anak perempuan di usianya masih amat teramat sangat baperan, dan menerimanya lebih dari apa yang dimaksudkan.
Meski anak-anak sudah dianggap dewasa, namun kasih sayang, obrolan, pelukan dari orang tua justru tidak boleh berkurang, bahkan jika perlu ditambah lebih intens, karena pada tahap ini peran dan kedekatan orang tua sangat penting untuk mendampini anak menjadi pribadi yang tangguh dan percaya diri.
4. Tanda Adanya Pubertas
Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut (Sujanto, 1996:172-173):
♂️mengalami mimpi basah
♀️ mengalami menstruasi.
♂️Kelenjar kelamin mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel sperma
♀️kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.
♂️dadanya bertambah bidang dengan otot yang kuat
♀️pinggul mulai melebar.
♂️♀️Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu.
♂️lebih banyak bernafas dengan perut
♀️lebih banyak bernafas dengan dada.
♂️Suara berubah menjadi lebih besar
♀️Berubah menjadi lebih nyaring
♂️Wajah lebih tampak persegi
♀️wajah lebih tampak membulat.
♂️mengalami mimpi basah
♀️ mengalami menstruasi.
♂️Kelenjar kelamin mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel sperma
♀️kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.
♂️dadanya bertambah bidang dengan otot yang kuat
♀️pinggul mulai melebar.
♂️♀️Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu.
♂️lebih banyak bernafas dengan perut
♀️lebih banyak bernafas dengan dada.
♂️Suara berubah menjadi lebih besar
♀️Berubah menjadi lebih nyaring
♂️Wajah lebih tampak persegi
♀️wajah lebih tampak membulat.
5. Perubahan Pada Jiwa Yang Pubertas
Perubahan jiwa pada masa pubertas adalah sebagai berikut
*️Emosi tidak stabil
mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan sifat yang bertentangan
mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan sifat yang bertentangan
*Rasa ingin tahu yg besar
*️Mulai mencari jatidiri
Mencari pergaulan di luar keluarga,
*Tidak ingin bergantung pada orang tua usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga
*Mulai tertarik lawan jenis, kepribadian tumbuh dan mulai meneliti hidupnya.
6. Peran Orang Tua Menghadapi Anak yang Pubertas
1.Memberikan Pendidikan Agama dan Moral.
Persiapan Ideologis nya adalah;
*Menanamkan konsep Tauhid pada anak dalam tiap kesempatan.
*Sadarkan akan pentingnya sholat pada masa tamyiz. Ajak anak laki-laki untuk sholat berjamaah di mesjid.
*Dekatkan dengan mesjid, Al Qur’an.
*Menanamkan konsep Tauhid pada anak dalam tiap kesempatan.
*Sadarkan akan pentingnya sholat pada masa tamyiz. Ajak anak laki-laki untuk sholat berjamaah di mesjid.
*Dekatkan dengan mesjid, Al Qur’an.
Penanaman nilai-nilai agama yang kuat disertai juga beragam nilai-nilai moral dan norma yang berlaku di masyarakat diharapkan akan mampu menjadi benteng utama pertahanan anak terhadap berbagai macam pengaruh buruk dari luar, kapan dan dimanapun anak berada meskipun tidak berada di dekat orang tuanya.
2. Menjelaskan tentang perubahan fisik dan kesehatan reproduksi.
Sebagai orang tua harus membantu anak untuk siap dengan perubahan biologisnya. Pastikan anak mendapatkan penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada bagian tubuhnya yang mungkin pada awalnya akan menyebabkan rasa ketidaknyamanan pada anak juga mengenai sistem, fungsi dan proses reproduksi. Jelaskan pada anak bahwa perubahan fisik terjadi secara alamiah terhadap setiap orang dan masa puber adalah bagian dari proses pertumbuhan.
3. Orang tua sebagai sumber informasi utama
Jangan merasa sungkan menjawab pertanyaan anak mengenai sesuatu hal yang terkesan tabu untuk dibicarakan. Anak pubertas yang masih labil saat ini membutuhkan petunjuk dan nasihat dari orangtua mengenai hal tersebut. Semakin bertambah usia anak, semakin besar pula rasa keingintahuannya.
4. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak
Komunikasi harus dilakukan dua arah, orang tua bukan hanya memberi perintah dan nasihat saja. Tapi berikanlah kesempatan bagi anak anak untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang ingin diketahuinya.
5. Memberikan pilihan dan dukungan pada anak
Sebaiknya orang tua tidak mendikte anak mengenai apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Tugas orang tua memang bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya sebaik mungkin. Tapi dengan mengatakan apa yang harus mereka lakukan maka orang tua akan mengambil kesempatan anak untuk tumbuh berkembang menjadi pribadi yang tangguh, matang, percaya diri dan dewasa dalam berpikir
6. Memberi anak privasi atau keleluasaan pribadi
Ada beberapa orang tua yang bersikap terlalu protektif terhadap anak remaja mereka misalnya saja selalu ikut mendengarkan percakapan anak dengan teman di telepon. Atau kasus lain orang tua yang suka menggeledah kamar anak karena anak lebih suka menyendiri atau menutup diri di kamar. Tindakan seperti memata-matai anak akan menyebabkan anak merasa orang tua tidak menaruh kepercayaan kepadanya.
Marilah belajar mempercayai anak untuk hal hal yang baik, karena anak juga memerlukan privasi dalam kehidupan nya.
Ada beberapa orang tua yang bersikap terlalu protektif terhadap anak remaja mereka misalnya saja selalu ikut mendengarkan percakapan anak dengan teman di telepon. Atau kasus lain orang tua yang suka menggeledah kamar anak karena anak lebih suka menyendiri atau menutup diri di kamar. Tindakan seperti memata-matai anak akan menyebabkan anak merasa orang tua tidak menaruh kepercayaan kepadanya.
Marilah belajar mempercayai anak untuk hal hal yang baik, karena anak juga memerlukan privasi dalam kehidupan nya.
7. Bahaya Pubertas
Bahaya Psikologis Yang Mungkin Menimpa Pada Masa Pubertas adalah ;
* Konsep diri yang kurang baik. Perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber dapat menjadi pengalaman traumatis. Sehingga bisa menciptakan konsep diri yang kurang baik pada anak
* Prestasi Rendah.
Cepatnya pertumbuhan Fisik membuat tenaga menjadi lemah sehingga dapat berpengaruh pada prestasi anak.
* Tidak menerima tubuh yang berubah.
Anak yang tidak siap secara psikologis akan perubahan fisik saat masa puber akan sulit menerima perubahan itu. sehingga mereka tidak puas dengan penampilannya.
*Penyimpangan dalam pematangan seksual.
Anak yang matang lebih awal dapat menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan ini timbul karena secara fisik penampilan anak sudah seperti orang dewasa sehingga terlihat lebih tua dari usianya. Dan biasanya diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya bukan dengan usianya.
(Hurlock, 2004 : 196-199).
(Hurlock, 2004 : 196-199).
Benang merahnya adalah pada masa pubertas terjadi pertumbuhan fisik maupun psikis yg dipengaruhi oleh perubahan hormon. Perubahan hormon tsb idealnya memerlukan pasokan nutrisi yang cukup, jika nutrisi tidak mencukupi ada potensi ketidak seimbangan hormon yg bisa berpengaruh pada kondisi fisik maupun psikis anak. Akhirnya kembali kepada tugas dan peran orang tua dalam pemenuhan nutrisi ini, agar tetap terjadi keseimbangan hormon selama masa pubertas.
8. Kemampuan Yang Harus di Miliki Oleh Anak Pubertas
Memasuki usia baligh tantangannya adalah mempersiapkan diri menjadi bagian dari peran peradaban kehidupan. Di usia ini harapannya anak – anak sudah bisa menemukan dan mengembangkan potensi yang di miliki nya serta telah menemukan visi dan misi dalam kehidupannya.
Hendaknya setiap anak yang sudah baligh bisa mandiri dalam segi finansial, psikologi/mental, fisik dan spiritual.
Mandiri Finansial
Mandiri secara financial, Yang perlu di ingat adalah bahwa jatuh cinta itu gratis namun menikah butuh biaya. Saat usia 15 tahun keatas diharapkan anak sudah paham bahwa bukan tugas orang tua untuk mengkhawatirkan rizqi,
dan tugas orang tua adalah menyiapkan jawaban "dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia, Ikhtiar adalah bagian dari ibadah sedangkan rizqi itu urusan Allah. jadi sesuai dengan fitrahnya di usia akil baligh seorang anak sudah menemukan dan mengembangkan potensi diri anak tersebut. Jika hal ini berhasil maka di usia ini anak – anak bisa mandiri secara financial. Mandiri financial bisa diartikan memiliki pekerjaan atau dapat mengembangkan potensi dan berinovasi sesuai dengan kesukaannya sehingga mendatangkan keuntungan. Setelah memiliki sebuah pekerjaan maka rajin – rajinlah menabung dan berinvestasi
Mempersiapkan menjadi orang tua yang mandiri
Perbanyak pengetahuan dengan membaca atau mengikuti kegiatan parenting, melatih diri untuk mandiri dalam mengerjakan urusan domestic rumah tangga. Dalam konsep pendidikan berbasis fitrah tahap kemandirian anak sudah selesai pada pre Aqil baligh sehingga di usia 15 tahun keatas tugas orang tua adalah memperkaya anak – anak dengan kegiatan yang menyenangkan serta mengajarkan bahwa apa yang sudah di pilih maka wajib untuk diselesaikan. Jika hal ini telah dilakukan di dalam kehidupan pernikahan maka tanggung jawab akan sebuah pilihan akan dituntaskan apa pun resiko nya.
Persiapan fisik
Untuk wanita perkaya diri dengan ilmu tentang kehamilan, persalinan dan masa – masa nifas serta perawatan bayi. Perbanyak pengetahuan tentang konsep mendidik anak. Sehingga nanti nya dapat menyelesaikan secara mandiri permasalahan atau perubahan yang terjadi di masa – masa kehamilan dan saat- saat menyambut kelahiran anak.
Bagi laki-laki persiapan fisik amatlah penting karena berkaitan dengan kualitas sperma yang di produksi.
Selain itu, sebagai kepala keluarga, laki-laki selain mencari nafkah, Ia juga harus dapat membantu pekerjaan Istri dalam menyelesaikan aktivitas rumah tangga. Sehingga fisik yang prima sangat diperlukan.
Menjaga kesehatan fisik dapat dilakukan dengan cara menjaga kebiasaan hidup sehat, pola makan sehat, dan pergaulan yang sehat
Persiapan Mental
Persiapan mental sangat dperlukan, karena setelah menikah permasalahan akan lebih kompleks. Melatih mental untuk lebih sabar, tidak mudah menyerah, mengubah sudut pandang masalah menjadi tantangan, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Bila mental sudah kuat permasalahan yang timbul di kehidupan pernikahan dapat diatasi bersama pasangan tanpa melibatkan orang lain.
Persiapan spiritual
Bekali diri dengan ilmu agama yang cukup, bagi anak laki – laki persiapkan bahwa mereka kelak menjadi kepala keluarga dan wanita akan menjadi ibu yang mana adalah madrasah pertama bagi anak – anak nya. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata
Mengutip dari kata – kata ibu Septi "jika semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak – anak kita, maka semakin cepat anak – anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk di antara nya menikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan di panggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan" orang yang terpanggil".
Mempersiapkan menjadi orang tua yang mandiri
Perbanyak pengetahuan dengan membaca atau mengikuti kegiatan parenting, melatih diri untuk mandiri dalam mengerjakan urusan domestic rumah tangga. Dalam konsep pendidikan berbasis fitrah tahap kemandirian anak sudah selesai pada pre Aqil baligh sehingga di usia 15 tahun keatas tugas orang tua adalah memperkaya anak – anak dengan kegiatan yang menyenangkan serta mengajarkan bahwa apa yang sudah di pilih maka wajib untuk diselesaikan. Jika hal ini telah dilakukan di dalam kehidupan pernikahan maka tanggung jawab akan sebuah pilihan akan dituntaskan apa pun resiko nya.
Persiapan fisik
Untuk wanita perkaya diri dengan ilmu tentang kehamilan, persalinan dan masa – masa nifas serta perawatan bayi. Perbanyak pengetahuan tentang konsep mendidik anak. Sehingga nanti nya dapat menyelesaikan secara mandiri permasalahan atau perubahan yang terjadi di masa – masa kehamilan dan saat- saat menyambut kelahiran anak.
Bagi laki-laki persiapan fisik amatlah penting karena berkaitan dengan kualitas sperma yang di produksi.
Selain itu, sebagai kepala keluarga, laki-laki selain mencari nafkah, Ia juga harus dapat membantu pekerjaan Istri dalam menyelesaikan aktivitas rumah tangga. Sehingga fisik yang prima sangat diperlukan.
Menjaga kesehatan fisik dapat dilakukan dengan cara menjaga kebiasaan hidup sehat, pola makan sehat, dan pergaulan yang sehat
Persiapan Mental
Persiapan mental sangat dperlukan, karena setelah menikah permasalahan akan lebih kompleks. Melatih mental untuk lebih sabar, tidak mudah menyerah, mengubah sudut pandang masalah menjadi tantangan, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Bila mental sudah kuat permasalahan yang timbul di kehidupan pernikahan dapat diatasi bersama pasangan tanpa melibatkan orang lain.
Persiapan spiritual
Bekali diri dengan ilmu agama yang cukup, bagi anak laki – laki persiapkan bahwa mereka kelak menjadi kepala keluarga dan wanita akan menjadi ibu yang mana adalah madrasah pertama bagi anak – anak nya. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata
Mengutip dari kata – kata ibu Septi "jika semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak – anak kita, maka semakin cepat anak – anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk di antara nya menikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan di panggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan" orang yang terpanggil".
9. Closing Statement
Sebagai media edukasi kami membagikan video informasi tentang pubertas
Salam Konsisten,
#harike10
#bundasayang
#gamelevel11
#FitrahSeksualitas
#bundasayang
#gamelevel11
#FitrahSeksualitas