Minggu, 23 Februari 2025

Memaknai Ramadhan

Mempersiapkan Ramadhan kali ini dengan menyimak tiga fakir serial ramadhan. Menyimak diskusi tiga fakir menambah khasanah pengetahuan. Tiga fakir memberikan informasi tentang ramadhan dari sisi yang lain. Dari sisi hakikat, Ramadhan adalah undangan/panggilan untuk menaikkan level kesadaran seseorang. Ramadhan dapat menjadi batu loncatan kesadaran spiritual. 
Kesadaran manusia dapat diklasifikasikan dalam beberapa level:

1. Level asbun membunyikan tanpa memahami yang dibunyikan contoh ikut demo turun kejalan karena ikut-ikutan

2. Level tahu memiliki pengetahuan namun belum memahaminya. Contoh berpuasa di bulan ramadhan karena ada perintah di dalam Quran

3. Level paham memiliki pengetahuan dan paham namun tidak memaknai contohnya saat seseorang paham bahwa membuang sampai menyebabkan banjir tapi tetap membuang sampah sembarangan

4. Level kesadaran, memiliki pengetahuan, paham dan muncul dalam bentuk perilaku. Contoh: ada atau tidak polisi, seseorang tetap memakai helm saat berkendara motor

Membaca klasifikasi diatas membuat saya berefleksi, ada hal hal yang sudah mencapai level kesadaran namun banyak juga yang belum, terutama dalam hal spiritual, sebelumnya pemahaman spiritual saya tentang agama masih sangat dipengaruh oleh dogma. Jika surga dan neraka tak pernah ada masihkah kau sujud kepadaNya? Setelah menyimak diskusi tiga fakir, perlahan kesadaran saya tentang Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang terbangun dari sudut pandang yang berbeda.

Yang menjadi catatan dibulan ramadhan ini adalah, pentingnya berbuat kebaikan kepada sesama, memaafkan dan memohon ampun untuk membersihkan hati. Ketika hati kita bersih maka akan mampu menerima petunjuk dari Allah sehingga mendapatkan pencerahan yang biasa di sebut Lailatul Qadr. 

Hati kita ibarat antena, bila bersih dan baik maka akan mampu menangkap gelombang petunjuk yang senantiasa dipancarkan oleh Allah swt. Panggilan Ramadhan merupakan panggilan personal kepada manusia yang beriman. Beragama islam belum tentu beriman. Meskipun agamanya islam namun ketika hatinya tertutup/ter-cover maka tidak akan mampu menerima petunjuk dari Allah. Secara bahasa, Kafir artinya tertutup. Maka meskipun beragama islam, saat hatinya tertutup, maka termasuk dalam golongan kafir yang sesungguhnya.