Rabu, 03 Oktober 2018

Review Presentasi Kelompok 1 "Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas "



Ibarat seperti mengemudikan sebuah pesawat. Ayah berperan sebagai pilot, dan ibu adalah co-pilotnya. Anak-anak merupakan penumpang yang dititipkan Tuhan untuk kita hantarkan sampai tujuannya. Apa itu? Menjadi khalifah-Nya. Pilot dan co-pilot harus bersinergi dalam kerjasama membaca navigasi beserta sistem kemudinya (arah tujuan keluarga masing-masing). Mendampingi sang ayah sebagai teman belajarnya dalam membangkitkan fitrah seksualitas adalah salah satu bagian dari sistem kemudi tersebut. 

Itulah kalimat pembuka presentasi kelompok 1
Yang mengangkat tema "Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Fitrah Seksual Anak (0-6thn)"


Berikut materinyang disampaikan olehbkelompok 1 yang beranggotakan 6 orang ini:

Dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan seks yang dialami oleh anak usia dini, bahkan mirisnya sampai ada grup pedofil yang mengincar anak usia dini,  untuk itu kami merasa bahwa pada tahapan usia ini anak sangat penting untuk dibekali bagaimana ia bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kasus diatas, belum kasus transgender yang diakibatkan oleh gagal fitrahnya seseorang (dan ini diawali dengan tahapan usia anak dini yangmana fitrah seksualitasnya gagal ditumbuhkan) 

Pada masa ini adalah masa basic, masa dimana perlu ditanamkan nilai pondasi yang kuat, sehingga diharapkan jika pondasi nya sudah kuat, maka anak akan siap dan lalu melalui tahapan fitrah seksulitas selanjutnya dengan lebih mudah dan terarah. 

Kasus yang terjadi kebanyakan diakibatkan oleh tidak tersampaikannya dengan baik oleh sang orang tua mengenai fitrah seksual, mereka mungkin masih menganggap hal ini tabu untuk dibicarakan dengan anak, juga terlebih orang tua itu sendiri tak tau apa itu fitrah seksualitas.





Setiap anak terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orang tua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, salah satunya adalah fitrah seksualitas.

Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.
Fitrah seksualitas perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir hingga usia akil baligh.

Ada 3 prinsip dalam pendidikan berbasis fitrah, yaitu:
Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)
Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan

Berbicara soal pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. .
Bagaimana cara membangkitkan fitrah seksualitas pada anak?
 Membangkitkan fitrah seksualitas anak bisa dimulai sejak mereka dilahirkan.
 Membangkitkan fitrah seksualitas pada anak berbeda menurut tahap usia anak masing-masing.



Meskipun peran orang tua harus senantiasa hadir dalam perkembangan fitrah seksualitas, tapi ada pembagian peran yang berbeda untuk setiap tahapannya. 
Ada tiga tahapan usia anak yaitu :
*1. Tahap pra latih (0-2 tahun dan 3-6 tahun)*

2. Tahap pra aqil baligh 1 ( 7-10 tahun)
3. Tahap pra aqil baligh 2 ( 11-14 tahun).
_*dalam presentasi kali ini kami membahas point 1_













Berbicara soal pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. .
Bagaimana cara membangkitkan fitrah seksualitas pada anak?
 Membangkitkan fitrah seksualitas anak bisa dimulai sejak mereka dilahirkan.
 Membangkitkan fitrah seksualitas pada
Mendidik Fitrah Seksualitas *Tahap Pra Latih (0-2 tahun dan 3-6 tahun)*
 Tahap Usia 0-2 tahun :
Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada Ibu karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas.



 Tahap Usia 3-6 tahun :
Tahap ini adalah tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan kepada Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.



Pengertian :
Pendidikan seksualitas adalah bagaimana mengajarkan anak berfikir, bersikap atau bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya. 
(Perwitasari, 2017)


Hal ini senada dengan pengertian fitrah seksualitas itu sendiri
"Bagaimana seseorang berfikir, merasa, bersikap, berpenampilan  sesuai dengan gendernya - sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati"



Lalu apa tugas kita sebagai orang tua?
Walau setiap anak terlahir dalam keadaan suci dengan fitrahnya masing-masing (Ar-Ruum : 30), tetap sebagai orang tua kita memiliki tugas untuk membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, salah satunya adalah fitrah seksualitas.


 Mendidik fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana menumbuhkan jiwa anak agar bisa berfikir dan bertindak sesuai dengan gendernya, bagaimana ia harus berfikir serta bersikap sebagai seorang laki-laki / perempuan,  juga penting punya perasaan *merasa* sebagai laki-laki atau perempuan.




Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa pengajaran  di usia ini (0-6th) ?

Memulainya saat masih di kandungan-memulai dengan amalan sholih saat hamil, mendoakan yang terbaik dan tidak terlalu menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu.

Mengajarkan anak tentang interaksi dengan lingkungan sekitar. Misal pada siapa ia boleh atau tidak boleh minta digendong, bermanjaan, bersalaman atau berdekatan,  bagaimana ia harus bersikap dengan keluarganya dan bukan keluarganya.

Memperkuat identitas gender sesuai dengan jenis kelamin.
Yaitu dengan memberikan identitas dan simbol sesuai dengan jenis kelamin. mulai dari pemberitahuan alat kelamin yang benar, lalu mainan mana yang buat anak laki-laki mana yang buat anak perempuan, pemilihan pakaian dan warna nya.

Mendampingi mereka dalam bermain gadget, ada aturan khusus yang dibuat keluarga jika anak-anak ingin bermain gadget, juga settingan khusus yang harus orang tua perhatikan.

Melatih anak untuk tidur sendiri, karena rassulullah SAW memerintahkan saat anak berusia 7 thn mereka wajib dipisahkan tempat
tidur nya. Karena perbuatan mudhaja'ah (tidur bersama) ini haram. Dikhawatirkan perbuatan tersebut dapat membangkitkan syahwat.

Mengajarkan rasa malu dengan memberitahu si kecil mana yang disebut aurat.
Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutup. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya sangat berharga, oleh karenanya harus dijaga. tidak boleh diperlihatkan atau disentuh orang lain selain ibunya.




Berikut adalah contoh video nyanyian yang bisa jadi media pembelajaran anak tentang ini dengan cara yang menyenangkan agar mudah diterima sesuai tahapan usianya.
Di praktekan oleh mam dan katja
Lalu media edukasi apa yang harus dimiliki untuk memaksimalkan peran ini?

1. Ayah dan Ibu harus punya visi misi dan jelas.
Tidak pernah ada kata terlambat dalam belajar, jikalah hal ini belum pernah diutarakan setelah pernikahan sampai sekarang, mulailah duduk bersama dan lalu mendiskusikan tentang bagaimana selanjutnya ibu dan ayah dalam mengambil peran yang lebih seimbang dan bisa diterima anak dengan baik.

2.Belajar dari ahlinya,banyak buku dan media online yang membahas mengenai bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas yang benar pada anak.  Buat kurikulumnya sesuau tahapan usia anak, jika sudah dilakukan maka teruskan, jika belum maka lakukan saat itu juga.

3.Teruslah menjadi fiigure yang baik bagi anak-anak kita, ayah dengan profil kebapaanya, dan ibu dengan sisi lembutnya.

4.Berbagi peran itu pun penting, meski ayah dengan sisi maskulinitas nya mendominasi, tapi bisa menunjukan kepeduliannya dengan sesekali membantu pekerjaan ibu di rumah, dengan begitu anak pun akan melihat bahwa ada keseimbangan peran antara ayah dan ibu.

5.Terus dampingi anak-anak dan jangan sembunyikan fakta.
Di zaman digital, semua informasi bisa terserap dengan sangat mudah, jikalah anak mengetahui suatu kejanggalan atau melihat sesuatu yang menyimpang, maka katakan yang sebenarnya lalu jelaskan penyebab serta akibatnya apa (tentu dengan bahasa yang mudah ia fahami) .
Adapun secara detail bisa kita lihat pada gambar berikut yang bisa ayah-bunda artikan serta tuangkan sendiri sesuai dengan value keluarga masing-masing


Salam Konsisten,
#harike5
#bundasayang
#gamelevel11
#FitrahSeksualitas