Bara, Tukang Masak Yang Senang Menulis (review buku)

Membuka lembaran buku "Catatan dari balik dapur si tukang masak" karya Bara Pattiradjawane membuat kita melanglang buana ke dunia penuh cita rasa. Ada petualangan, pengalaman dan cinta yang terselip di setiap resepnya. Tumbuh besar di beberapa negara membuat warna tersendiri dalam setiap catatan yang dibuat si tukang. Saya suka catatan yang dibuat dari setiap resep yang dibagikan. Gaya penulisannya ringan layaknya sedang bercerita kepada teman, namun sarat dengan pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan juga ditulis dengan bahasa sederhana memudahkan kita menikmati setiap ceritanya. Buku ini bisa dinikmati siapa saja, baik yang doyan makan, suka masak, atau sekedar tertarik dengan dunia kuliner. 

Buku ini merupakan kumpulan tulisan bara di kolom majalah Arena yang kini sudah tak terbit lagi. Tak salah keputusan penerbit membukukan tulisan-tulisan tersebut, karena dalam bentuk buku, catatan si tukang masak ini dapat dinikmati lebih banyak orang. Dalam bentuk buku, cerita dan pengalamannya dapat menjangkau pembaca yang lebih luas, termasuk saya. Tak hanya berisi resep masakan, yang menarik justru catatan yang ada dibalik setiap resepnya. Setiap catatannya membuat pembaca mengenal lebih dekat si tukang masak. Perjalanan karier hingga perjalanan liburannya membuka wawasan seputar dunia kuliner.

Setiap cerita terasa hangat, ibarat sedang membaca surat dari kawan lama yang akan pulang setelah merantau dari negeri seberang. Resep yang dibagikan juga terbilang mudah dieksekusi untuk dapur rumahan. Walaupun sampai detik ini belum satu resep pun pernah saya praktekkan. Kita bebas membaca mulai dari halaman berapa pun. Dan biasanya tak akan cukup membaca satu catatan. Tanpa sadar kita akan beranjak dari satu catatan ke catatan berikutnya. Si tukang masak memang senang menulis, kesukaannya pada dunia kuliner dan menulis tergambar dari catatan-catatan yang dibuatnya. Membaca catatan dari balik dapur si tukang masak memberi inspirasi untuk para ibu baik yang bisa atau tidak bisa memasak. Intinya menyajikan makanan untuk keluarga haruslah dengan penuh cinta.