Sabtu, 27 Mei 2023

Sebuah Cerpen

Suara riuh terdengar dari dalam kelas. Meja dan kursi disusun rapi di pinggir ruangan. Ibu Aminah sedang mengatur barisan anak-anak di depan kelas. Hari itu kepala sekolah mengumumkan kelas B akan mewakili sekolah dalam lomba paduan suara. Maka tugas Ibu Aminah selaku wali kelas B bertambah.  Melatih anak-anak bernyanyi untuk persiapan lomba paduan suara.  Hymne guru menjadi lagu wajib dalam lomba kali ini. 

3 tahun sudah ibu Aminah mengajar taman kanak-kanak. Di desa tempat ibu Aminah mengajar, bersekolah TK bukan menjadi keharusan. Umumnya anak-anak langsung masuk ke sekolah dasar negeri. Anak anak yang bersekolah TK di desa itu biasanya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ibu Aminah memang menyukai anak-anak. Meskipun belum menikah dan mempunyai anak sendiri, ibu aminah tak segan membersihkan muridnya yang kelepasan buang hajat di dalam kelas. Ibu Aminah senang memperhatikan tingkah anak-anak didiknya. Dia menyadari tingkah laku anak di kelas adalah cerminan keseharian anak-anak itu dirumah.  Anak-anak yang lugu mencontoh sikap ayah bundanya dirumah yang terbawa hingga ke dalam kelas.

Hari itu ibu Aminah melakukan sedikit perubahan jam belajar untuk mempersiapkan lomba. Satu jam sebelum pulang digunakannya untuk melatih anak-anak bernyanyi. Belum semua anak bisa menyanyikan lagu hymne guru. Maka sejak itu setiap hari diajaknya anak-anak menyanyikan lagu hymne guru. Anak-anak adalah pembelajar sejati. Anak-anak selalu semangat belajar sesuatu yang baru dan menyenangkan. Tak heran ibu aminah lebih senang berkumpul bersama anak-anak didiknya daripada bersama orang dewasa.

Dalam beberapa hari saja anak-anak sudah lancar menyanyikan hymne guru. Setelah anak-anak menguasai lagu hymne guru, ibu Aminah mulai menyusun formasi barisan paduan suara saat tampil di panggung. Anak-anak yang lebih tinggi diaturnya baris di belakang. Anak-anak yang lebih pendek ditaruhnya di barisan depan. Ibu Aminah tak ragu menunjuk Teni sebagai dirigen. Teni anak yang aktif dan cerdas, cepat paham saat diajari sesuatu dan cepat mengerti saat diberi instruksi. Teni adalah salah satu anak didiknya yang sudah tahu lagu hymne guru sebelum diajarkan di kelas. Beberapa kali berlatih, Teni sudah menguasai ayunan tangan sesuai irama lagu. Teni bersemangat setiap kali berlatih. 

Satu pekan menjelang lomba. Setumpuk surat diterima bu Aminah dari kepala sekolah. Surat pemberitahuan kepada orang tua murid kelas  B. Murid yang mengikuti lomba paduan suara, diharapkan membayar 15.000 rupiah untuk biaya transportasi dan akomodasi. Begitu isi surat pemberitahuan tersebut. Ibu aminah membagikan surat tersebut kepada anak-anak didiknya dengan serangkaian pesan. memastikan surat sampai ke tangan para orang tua. Anak-anak menerimanya dengan riang. 

Latihan hari ini sudah semakin baik. Anak-anak sudah menghafal lagu dan gerakan dalam nyanyian. barisan posisi mereka masing- masing.  Teni tampil sebagai dirigen dengan baik. Mengingat setiap langkah yang harus dilakukannya nanti di atas panggung. Ibu Aminah menyelesaikan sesi latihan hari itu.  Ibunda Teni menghampiri ibu Aminah yang sedang merapikan mejanya. Sesuatu dibicarakannya dengan serius. Ibu aminah membalas dengan sama seriusnya.

Latihan berikutnya. Teni tak lagi menjadi dirigen. Teni tidak bertanya mengapa dirinya tak lagi berlatih menjadi dirigen. Terlihat kesedihan dan kekecewaan dalam raut wajahnya. Ibu Aminah juga tidak menjelaskan mengapa Teni tak lagi menjadi dirigen. Ibu Aminah masih mengikut sertakan Teni dalam setiap latihan namun meletakkannya di barisan belakang. Posisi dirigen diganti dengan Aini. Untungnya masih ada waktu 1 pekan untuk Aini berlatih sebelum lomba. Saat hari perlombaan, Teni libur sekolah.