Minggu, 23 Juli 2023

Membaca "The Kite Runner" Akan Menggugah Rasa Kemanusiaanmu

Judul buku : The Kite Runner
Penulis : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penerbit : Qanita
Tahun terbit : 2003
Saat The Kite Runner muncul di beranda Ipusnas, tulisan besar di sampul depannya "#1 New York Time Best Seller" segera menarik perhatian saya. Tingginya animo peminjam membuat saya harus menunggu untuk bisa membaca buku tersebut. Hingga suatu pagi, saya membuka aplikasi ipusnas, dan buku itu tersedia untuk dipinjam. Tak membutuhkan waktu lama saya segera menyelesaikan buku ini. Tak ada harapan apapun saat mulai membaca buku ini. Hanya rasa penasaran, cerita seperti apa yang menjadi best seller di New York. 

Buku ini terdiri dari 25 bab. Cerita di tiap babnya, membawa kita merasakan gejolak emosi manusia. Berlatar belakang Afganistan di awal tahun 1970. Di ceritakan dalam sudut pandang orang pertama. Amir seorang anak laki-laki yang memiliki masa kecil tinggal di Qabul, ibu kota Afganistan yang pernah ada dalam keadaan aman dan tentram. Amir yang ditinggal mati ibunya saat melahirkannya, tumbuh dan dibesarkan di lingkungan pria, bersama Ayah, seorang pelayan dan anaknya yang setia, Ali dan Hassan. Cerita mengalir lembar demi lembar, membuat kita segan menghentikan bacaan. Amir begitu mendambakan "pengakuan" dari seorang Ayah yang punya nama besar. Tumbuh bersama Hassan, pelayan sekaligus temannya yang paling setia justru malah membuatnya semakin merasa kecil dimata ayahnya. Sebuah peristiwa terjadi diantara mereka. Peristiwa yang terus menghantui hingga Amir tumbuh dewasa dengan rasa bersalah. 

Kudeta Afganistan membuat Amir dan ayahnya memilih untuk menjadi pengungsi. Harta benda dan kenangan masa kecil mereka tinggalkan. Amir dan Ayahnya memulai hidup baru di Amerika dengan segala kesederhanaan. Dua puluh tahun berlalu, Amir dewasa telah memiliki kehidupannya sendiri di negeri orang. Tak pernah sekalipun ia berpikir akan kembali ke negeri asal leluhurnya. Hingga takdir menuntun Amir kembali ke tanah kelahirannya yang telah jauh berbeda dari kenangan masa lalunya. Amir kembali ke Afganistan untuk menebus dosa dari masa lalunya.

Buku setebal 324 halaman ini telah diterjemahkan kedalam 40 bahasa lainnya. Buku ini tidak berkisah tentang politik timur tengah, tapi tentang perjuangan orang-orang biasa menghadapi perebutan kekuasaan yang memporakporandakan negerinya. Tak heran buku ini dianugrahi Humanitarian Award 2006. Penggambaran emosi setiap tokohnya lekat dengan keseharian. Pergulatan batin Amir seakan mewakilkan pergulatan batin setiap manusia. Latarbelakang sejarah menjadi cerita kelam tersendiri di balik romansa cerita setiap tokohnya. 
Buku ini membuka mata pembaca, bagaimana dampak perang, perebutan kekuasaan yang katanya untuk kebaikan manusia justru malah berakibat sebaliknya. Bagaimana para pengungsi bertahan hidup dalam adat istiadat leluhurnya di negeri orang. Perjalanan panjang para pengungsi mencari kehidupan yang lebih aman, hingga sesampainya di tempat aman, mereka masih harus bergulat dengan bayang-bayang kebesaran di masa yang telah lewat. Membaca buku ini menggerakkan rasa kemanusiaan dalam diri. The Kite Runner telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2007.