Setiap kali mengerjakan tugas mendongeng, saya harus membuat persiapan terlebih dahulu. Ngga bisa deh kalo langsung. pasti jadinya ngalor ngidul ngga jelas, bahasanya amburadul. Ceritanya monoton. Ngga standar, ngga sesuai ekspektasi. Mungkin karena saya dominan otak kiri dan jarang mengaktifkan otak bagian kanan.
Tapi ternyata anak-anak ngga memasang standar tinggi untuk mendengarkan cerita. Lintang selalu mendengarkan dengan antusias apapun kisah yang saya ceritakan. Dia menyimak dan berkomentar dengan semangat. Sepertinya saya lah yang harus menurunkan standar. Mendongeng tak harus selalu diakhiri dengan nasehat dan wejangan. Itu hanya nilai tambah yang bisa kita sisipkan. yang utama adalah membangun bonding. Membuat Kita hadir sepenuhnya dalam kehidupan anak-anak.
Salam Konsisten,