Rabu, 03 Oktober 2018

Review Presentasi Kelompok 10 "Membangun Rasa Malu"

Hari kedua giliran kelompok 10 yang tampil
Materi yang diangkat adalah Membangun Rasa Malu"


Latar Belakang
1. Banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak usia dini, dimana kebanyakan dari anak² tersebut tidak menyadari bahwa itu adalah pelecehan seksual.

2. Minimnya penanaman rasa malu di lingkungan sekitar. Misalnya anak mandi telanjang di luar  membuka pakaian di depan banyak orang dengan santai, dll.

3. Melanjutkan pendidikan seksual setelah fase pengenalan aurat yang sudah dibahas oleh kelompok 8 kemarin.

4. Marak nya tontonan yg kurang mendidik yg mempertontonkan aurat.

5. Maraknya kasus pedofil dan beredarnya para predator. Bahkan dari kalangan guru dan tetangga yang notabene dianggap “lingkungan yang aman”.

Berikut anggota kelompok 10 yangvterdiri dari 5 orang


 *Rasa malu (al haya’)*
Adalah sifat alami yang ada dalam diri manusia, yang membuat dirinya merasa resah ketika melakukan perbuatan yang tercela (haram).
Rasa malu inilah yang secara alami bisa mencegah manusia dari melakukan perbuatan terlarang.
Rasa malu yang ada dalam diri manusia menjadi perisai untuk melindungi dari melakukan perbuatan keji yang bertentangan dengan nurani hatinya.
Rasulullah _shalallaahu alaihi wa sallam_ bersabda :
“Jika engkau tidak merasa malu, berbuatlah sekehendakmu." 
(HR. Abu Daud)
Hadist ini memberikan petunjuk berharga kepada kita bahwa kendali moral itu terletak pada rasa malu.
Jika seseorang sudah tidak lagi memiliki rasa malu, niscaya melakukan pelanggaran hukum dan moral menjadi hal biasa, tanpa ada perasaan berdosa.
Rasa malu-lah yang membuat seorang muslim bersikap hati-hati untuk tidak melanggar larangan Allah SWT dan senantiasa menjalankan perintah-Nya.
Rasa malu akan mengantarkan kita pada sikap *iffah*, yaitu memelihara diri dari sifat tidak terpuji dan menjaga martabat bagi seorang muslim, sehingga kita selalu menjauhi perbuatan maksiat dan dosa.







*Kebiasaan - Kebiasaan untuk Membangun Rasa Malu*
-  Membiasakan diri untuk selalu menutup badan anak dengan handuk selepas mandi.
-  Membiasakan anak untuk menutup alat kelaminnya dengan tangan jika sedang tidak memakai celana.
-  Jika anak terbiasa mandi di kamar mandi, maka biasakan pintu kamar mandi tertutup dan tidak dibiarkan terbuka.
-  Membiasakan untuk mengenakan pakaian di dalam kamar atau tidak di depan orang banyak.
-  Jika dalam rumah terdapat anak laki-laki dan perempuan, maka jangan membiasakan mandi secara bersamaan.
-  Tidak membiarkan anak bermain tanpa menggunakan celana.
-  Orang tua harus selalu mencontohkan juga perilaku menjaga pakaian selama di rumah.
Misalnya tidak membiasakan bertelanjang dada di depan anak-anak, tidak mengenakan handuk saja saat sebelum dan selesai mandi, tidak berganti pakaian di depan anak-anak, bagi ibu-ibu tidak mengenakan pakaian yang minim di depan anak-anak.


Berikutnya tentang mahram
Kenapa mahram ?
Karena mahram sangat penting untuk menjaga kebaikn anak kita (dan kita sendiri).
Poin yang sangat-sangat penting dan tidak boleh dilewatkan.
Kami yakin teman² sudah paham tentang mahram.
Berikut ini kami sertakan diagramnya.



*Menerapkan rasa malu sesuai tahapan perkembangan anak*
Anak usia pra sekolah adalah mereka yang berada pada rentang usia 2 hingga 6 tahun. 
Rentang usia tersebut terbagi ke dalam dua tahap perkembangan kematangan seksual menurut Sigmund Freud, yaitu:
*Fase Anal*
Pada fase ini, daerah kepuasan seksual berada di daerah sekitar anus. Anak merasakan kepuasan ketika berhasil melakukan toilet training-nya. 
Rasa malu, harus mulai diperkenalkan sejak saat ini, misalnya:
- Tidak membuka baju/celana di sembarang tempat
- Tidak pipis sembarangan (di tempat terbuka)
- Bila perlu ke toilet umum, anak laki-laki bersama ayah, anak perempuan bersama ibu.
- Belajar cebok sendiri
Anak mulai dibiasakan untuk "tidak merasa nyaman" apabila melihat aurat orang lain ataupun terlihat auratnya oleh orang lain.
*Fase Falik*
Pada fase ini, anak mulai mengenali perbedaan jenis kelamin.
Pada saat inilah pemahaman mengenai batasan aurat, perbedaan peran jenis kelamin, mulai diperkenalkan, misal:
- Perbedaan jenis pakaian untuk anak perempuan dan anak laki².
- Perbedaan peran perempuan (ibu) dan laki (ayah)
- Anak laki dan anak perempuan tidak boleh mandi bersama
- Memisahkan tempat tidur anak laki dan anak perempuan. 
Demikian beberapa contoh penerapan rasa malu sesuai tahapan perkembangan anak






Setelah memahami rasa malu dan mengaplikasikan nya, lalu kenapa sih harus *rasa malu* ?
Karena *malu* itu penting!
Malu itu bukan minder, karena minder berkaitan dengan mental rendah diri.
Sepenting itu kah *rasa malu* ?
*Keutamaan Malu*
1. *Malu pada hakikatnya tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan.*
Malu mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” [Muttafaq ‘alaihi]
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.
“Malu itu kebaikan seluruhnya.” [4]
Malu adalah akhlak para Nabi , terutama pemimpin mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih pemalu daripada gadis yang sedang dipingit.
2. *Malu Adalah Cabang Keimanan.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.”[5]
3. *Allah Azza Wa Jalla Cinta Kepada Orang-Orang Yang Malu.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيْرٌ يُـحِبُّ الْـحَيَاءَ وَالسِّتْرَ ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ.
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu, Maha Menutupi, Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan. Apabila salah seorang dari kalian mandi, maka hendaklah dia menutup diri.”[6]
4. *Malu Adalah Akhlak Para Malaikat.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ أَسْتَحْيِ مِنْ رُجُلٍ تَسْتَحْيِ مِنْهُ الْـمَلاَ ئِكَةُ.
“Apakah aku tidak pantas merasa malu terhadap seseorang, padahal para Malaikat merasa malu kepadanya.”[7]
5. *Malu Adalah Akhlak Islam.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.
“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”[8]
6. *Malu Sebagai Pencegah Pemiliknya Dari Melakukan Maksiat.*
Ada salah seorang Shahabat Radhiyallahu anhu yang mengecam saudaranya dalam masalah malu dan ia berkata kepadanya, “Sungguh, malu telah merugikanmu.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْهُ ، فَإِنَّ الْـحَيَاءَ مِنَ الإيْمَـانِ.
“Biarkan dia, karena malu termasuk iman.”[9]
Abu ‘Ubaid al-Harawi rahimahullâh berkata, “Maknanya, bahwa orang itu berhenti dari perbuatan maksiatnya karena rasa malunya, sehingga rasa malu itu seperti iman yang mencegah antara dia dengan perbuatan maksiat.”[10]
7. *Malu Senantiasa Seiring Dengan Iman, Bila Salah Satunya Tercabut Hilanglah Yang Lainnya.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـحَيَاءُ وَ اْلإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِـيْعًا ، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلاَ خَرُ.
“Malu dan iman senantiasa bersama. Apabila salah satunya dicabut, maka hilanglah yang lainnya.”[11]
8. *Malu Akan Mengantarkan Seseorang Ke Surga.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَ َاْلإِيْمَانُ فِـي الْـجَنَّةِ ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْـجَفَاءِ وَالْـجَفَاءُ فِـي النَّارِ.
“Malu adalah bagian dari iman, sedang iman tempatnya di Surga dan perkataan kotor adalah bagian dari tabiat kasar, sedang tabiat kasar tempatnya di neraka."


*Media Edukasi* : _*Free Printable*_
Berupa Free Printable yang bisa dikreasikan dalam berbagai bentuk. Dan mempermudah proses belajar kita bersama anak.
Opsi 1 : Mewarnai
Opsi 2 : Setelah diwarnai, dipotong lalu ditempelkan pada stik eskrim untuk bermain peran.
Saat bermain peran, kita bisa sekaligus mengenalkan nama² saudara dari anak kita, status hubungan darahnya, dan mahram atau tidaknya.
Opsi 3 : Kita buat ulang Mahram Chart versi kita dan anak-anak dalam kertas karton.
Lalu hasil mewarnai dan guntingan anak-anak ditempel sesuai posisi pada Mahram Chart.
Opsi 4 : Let them be crative 
Printable ini boleh teman² gunakan secara free untuk pendidikan anak kita.
Sumber tertera pada file.

Dalam tantangan kali ini setiap kelompok juga wajib mencari media edukasi yang sesuai dengan materi yang diangkat, kelompok 10 memberikan materi berupa free printable gambar keluarga yang bisa digunakan untuk belajar bersama anak dirumah.




Salam Konsisten,
#harike2
#bundasayang
#gamelevel11
#FitrahSeksualitas