Selasa, 02 Oktober 2018

Review Presentasi Kelompok 7 " Menjaga Fitrah Seksualitas Sejak Dini (2-4thn)

Pada kesempatan kali ini kelompok 7 membahas Tema * Menjaga Fitrah Seksualitas sejak Dini (Usia 2-4 tahun)*
Berikut pembahasan materi yang diangkat oleh kelompok 7:




Kenapa kami memilih tema ini, karena sebagian besar dari kami sedang membersamai tumbuh kembang anak-anak kami dengan range usia 2-4 tahun.

Kami berharap, kami sendiri bisa belajar dan langsung mempraktekkan apa yg sudah kami representasikan, karena memang ada tantangan tersendiri dalam berkomunikasi terutana secara verbal dengan anak-anak usia 2-4tahun.jadi kami disini lebih banyak praktek langsung terhadap putra-putri kami dirumah.

Materinya mungkin sangat sederhana dan sebagian sudah disampaikan oleh sahabat pembelajar sebelumnya, tapi poinnya adalah semoga kita lebih mudah mempraktekkan secara langsung materi yg sudah kita dapatkan kepada anak-anak kita.




- Kebutuhan setiap anggota kelompok 7 (yg Mayoritas sedang membersamai tumbuh kembang buah hati usia 2 - 4 tahun) untuk mengedukasi diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat.

Diri Sendiri : Menyadari bahwa sebagai ibu sebagai madrasah pertama anak wajib terus mengupgrade diri, dan menyadari bahwa tidak mudah mengkomunikasikan (terutama secara verbal) muatan pendidikan Fitrah seksualitas kepada anak usia 2 - 4 tahun, hingga kemudian kami sepakat untuk mengambil tema ini utamanya sebagai cara mendidik Diri sendiri yg sedang membersamai tumbuh kembang buah hati di usia 2 - 4 tahun

Keluarga : Menjadi kewajiban seluruh anggota keluarga, utamanya orangtua untuk menjaga seluruh anggota keluarga dari siksa neraka

Lingkungan : Sesuai prinsip *need a village to Raise a child* dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak perlu dukungan lingkungan sekitar yg teredukasi dengan baik dan mempunyai visi dan misi yg kurang lebih sama.
- Maraknya penyimpangan Orientasi seksual (LGBT/SSA)
- Maraknya berita kekerasan seksual terhadap anak yg bukan hanya dilakukan oleh orang yg tidak dikenal melainkan orang2 dekat korban misal tetangga, kakek, saudara bahkan ayah
Dalam membahas fitrah laki-laki dan perempuan sudah sangat jelas mempunyai peran yang berbeda.



Seperti yag dijelaskan dalam Al Qur'anul Karim Surat An nisa ayat 34 yang menjadi LANDASAN UTAMA pentingnya memperkenalkan dan mendidik anak sesuai fitrahnya. 
LAKI-LAKI dan WANITA TIDAK SAMA, Tetapi SALING MELENGKAPI 
Kaum laki-laki sebagai :
1. PEMIMPIN (QOWWAM)
2. PENCARI NAFKAH

 Wanita shalehah : Qanitat & Hafidzhoh Lil Ghoib wanita yang :
1. Taat kepada Allah 
2. Taat kepada suami
3. Ikhlas dalam ketaatannya
4. Menjaga dirinya saat suami tidak ada
5. Menjaga harta suami dengan baik

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka(laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) QS. An-nisa : 34












Dan berikut penjelasannya :
Pentingnya membangkitkan dan merawat fitrah seksualitas pada anak sejak dini*
- Berawal dari kita mengetahui “Apa itu fitrah seksualitas?” dan “Seberapa pentingkah untuk kita bangkitkan?”.
Setiap anak lahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orangtua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, agar fitrah-fitrah tersebut mampu berkembang optimal.



- Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas:






Berikutnya proses pengenalan fitrah seksual :

Kenalkan bagian tubuh yg tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain

-ajarkan konsep perbedaan jenis kelamin laki2 dan perempuan.(laki2 kelak akan seperti ayah, perempuan akan seperti ibu. Ajari jg pakaian utk laki2 dan mana utk perempuan) 

-tumbuhkan rasa percaya anak pada orang tuanya dan menghargai anak.
Menghargai anak maksudnya bila anak sedang tidak ingin dicium, kita tidak memaksa untuk dicium. Selalu konsisten dan menghargai respon anak tentang tubuhnya

-Menggunakan istilah yg baik dan benar
Artinya : Mengajarkan anak tentang alat kelaminnya sama halnya seperti kita mengajarkan anak belajar tentang fungsi organ lainnya seperti mata, hidung, tangan, kaki, dan lain-lain. Mengenalkan alat kelamin pun dengan menggunakan istilah yg baik dan benar. Alat kelamin untuk anak laki-laki adalah penis dan alat kelamin untuk anak perempuan adalah vagina


⚫PENYIMPANGAN FITRAH SEKSUAL
Pada diri manusia sudah sewajarnya terdapat dorongan seksual. Dorongan seksual ini merupakan karunia yang diberikan Allah dan sekaligus amanat yang harus dijaga. Islam telah memberi aturan dan petunjuk bagaimana dorongan seksual ini dapat bersesuaian dengan fitrah seksualitas dalam artian dapat tersalurkan dengan cara yang benar.

Dorongan seksual adalah fitrah seksualitas dimana untuk memenuhinya merupakan sebuah kodrat yang harus sejalan dengan norma agama. Agama telah melarang dorongan seksual yang mengarah pada hubungan seksual menyimpang. Penyimpangan fitrah seksual yang tidak sesuai dengan fitrah kemanusiaan akan berdampak pada kebutuhan manusia untuk berkembang biak.

Ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak sejak lahir sampai aqil baligh agar fitrah seksualitas anak dapat tumbuh paripurna. Banyak penelitian yang membuktikan apabila seorang anak yang tidak dekat dengan orang tuanya sejak usia dini, akan mengalami gangguan jiwa, depresi, bahkan memiliki masalah sosial sampai penyimpangan seksual.


 Penyimpangan seksual bisa diikuti dengan fantasi seksual secara tidak lazim misalnya pencapaian orgasme melalui hubungan di luar dengan sesama jenis, atau dari partner seks di bawah umur, atau hubungan seksual yang bertentangan dengan norma tingkah laku yang diakui masyarakat pada umumnya.

 Dari sinilah timbul asumsi bahwa penyimpangan seksual adalah bentuk penyalahgunaan fitrah seksual dan bertentangan dengan akal sehat.

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa pernikahan sesama jenis telah dilegalkan di beberapa bagian negara tertentu. Kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) sudah berani tampil di depan publik dan menyuarakan agar hak-hak mereka juga dipenuhi. Kaum LGBT ingin agar komunitas mereka juga segera dilegalkan di Indonesia, dengan dalih penyetaraan Hak Asasi Manusia (HAM). 

Muncul berbagai pro dan kontra mengenai golongan kaum ini.
Benar bahwa setiap manusia mempunyai kebebasan masing-masing, bebas memilih dengan pilihannya masing-masing.
Tapi apakah kebebasan dan pilihannya sudah sesuai dengan norma agama dan adat istiadat yang telah berlaku? Apakah hak nya sudah tidak melanggar kesusilaan kepentingan umum?

Pada kenyataannya hubungan pernikahan kaum LGBT tidak akan pernah bisa memenuhi kebutuhan manusia untuk bereproduksi. Mereka menyangkal dengan mengkampanyekan gerakan adopsi anak dan persewaan rahim sebagai sarana berkembang biak. Miris sekali mendengarkan kodrat suci seorang perempuan yang berjihad hamil dan melahirkan sebuah generasi hanya dihargai dengan harga serendah ‘persewaan rahim’.
Dalam agama Islam pun Allah telah melarang keras hamba-Nya agar tidak masuk ke dalam golongan orang–orang yang menyukai sesama jenis. Lesbian dan Gay telah mengukir sejarah tersendiri dalam perjalanan umat manusia. 

Penyimpangan seks sesama jenis pada zaman dahulu memang sudah ada dan menjadi salah satu bagian dari pola seks manusia. Kaum Nabi Luth adalah salah satu contoh kaum sodom yang telah mendapat azab dari Allah.

Dengan tegas Allah menyatakan, fitrah manusia diciptakan dengan dua jenis, laki-laki dan perempuan dan menjadikan berbangsa dan bersuku-suku (QS. Al-Hujurat: 13). Allah pun juga memberikan masing-masing syahwat kepada lawan jenisnya. Karena itu, Allah menetapkan, bahwa mereka dijadikan hidup berpasangan dengan sesama manusia, pria dengan wanita. Tujuannya, agar nalurinya terpenuhi, sehingga timbul rasa tenteram dan dijadikan-Nya diantara lelaki dan perempuan rasa kasih sayang (QS. Ar-Rum: 21). Dari pasangan ini, kemudian lahir keturunan yang banyak, sehingga eksistensi manusia tidak punah. Itulah mengapa Allah menjadikan perempuan sebagai ladang bagi pria, agar bisa ditanami, sehingga tumbuh subur dari rahimnya, dan melahirkan keturunan (QS. Al-Baqarah: 223).




 Apabila LGBT adalah sebuah fitrah tentunya Allah tidak akan menghukum pelakunya dan memberikan azab. Oleh karena itu sangat penting sekali peran orang tua dalam hal pendidikan fitrah seksualitas sejak lahir.


⚫PENYEBAB PENYIMPANGAN SEKSUAL
1. Faktor lingkungan/salah pergaulan
Dalam berteman sudah selayaknya kita memilih teman yang berperilaku baik. Ketika seseorang berteman dengan orang yang berperilaku menyimpang ada kecenderungan dia akan ikut2an menyimpang juga.

2.Faktor kebiasaan
Misalnya penderita terbiasa melakukan aktivitas seksual dan merasakan kebahagiaan dari kelakuan menyimpang itu.

3.Tauma masa kecil
Misal penderita pernah mengalami pelecehan dan kekerasan seksual pada masa kecilnya.

4.Kekerasan dalam keluarga
Jika seorang anak mengalami kekerasan di lingkungan keluarga nya hal ini bisa menjadi salah satu faktor menyebabkan dia menjadi LGBT.  Contohnya saja seorang anak perempuan yang mendapat perlakuan kasar dari ayah atau saudara lelaki nyatakan berfikir untuk membenci lawan jenis nya. Alhasil dia memilih untuk hidup sebagai LGBT karena pengalaman hidup yang tidak menyenangkan.
Oleh karena itu peranan dalam keluarga itu penting. Kehangatan dan keharmonisan keluarga akan mendorong anak untuk tumbuh normal dan wajar

5.Kurang perhatian orang tua
Kedekatan orang tua dapat membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok laki-laki dan perempuan, sehingga secara alamiah mereka dapat menempatkan diri sesuai fitrah seksualnya. Baik cara bicara, cara berpakaian, cara berpikir dan bernalar maupun cara bertindak sesuai fitrahnya, laki-laki ataupun perempuan.





Media edukasi yang dibagikan oleh kelompok 7 adalah sharing pengalaman dari salah satu peserta dalam memperkenalkan fitrah seksual dengan permainan menyusun puzle dan bermain peran yang diselingi dengan obrolan mengenai pengenalan fitrah seksual kepada anak. Yang bisa disimak dibawah ini:


media edukasi anak usia 2-4
Anak usia 2-3 tahun tentunya masih sangat senang bermain. Apalagi ketika orang tua masih sibuk dengan pekerjaannya, seorang anak seringkfali diberikan permainan dan dibiarkan anak bermain sendiri. Permainan yang diberikan kepada anak usia 2-3 tahun tentu permainan yang tidak membahayakan, akan tetapipermainan yang dapat menambah pengetahuan anak. Kemampuan dan minat bermain pada anak usia 2 tahun meliputi kemampuan motorik (gerak), kognitif (kemampuan berpikir dan mengamati) dan kemampuan afektif (kemampuan berbahasa dan bersosialisasi). Kemampuan tersebut akan sangat penting karena tidak semua pada usia ini melakukan seluruh kemampuan dan minat yang telah disebutkan tadi.

Kemampuan dan minat anak berkembang karena pengaruh interaksi di lingkungannya. Budaya dan pengalaman individu memberikan pengaruh minat bermainnya. Ketika anak bertambah besar, pengenalan anak mulai meningkat, mlai ingin merencanakan dan mengerjakan sesuatu secara teratur sehingga menjadi lebih menarik dan menantang. Namun, jika terlalu banyak variasi akan menimbulkan rasa bingung atau takut. Yang perlu diingat sebelum memberikan pengalaman baru pada anak adalah kesesuaian dengan kemampuan dan minat anak. Setelah itu kita dapat memilihkan permainan yang tepat untuknya. Semakin anak dewasa, budaya dan ketepatan dalam penyediaan permainan harus disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan anak dan harus mendukung perkembangan potensi anak serta lingkungannya.

Berikut ini contoh permainan yang dapat diberikan kepada anak usia 2-3 tahun:

1.Utak-atik Asyik dngan Puzzle
Puzzle adalah permainan klasik. Memang bukan asli dari Indonesia. Pada awalnya puzzle adalah produk impor. Kini mainan ini telah tersedia di berbagai toko mainan, bahkan toko buku. 

Puzzle ternyata dapat membantu anak belajar memecahkan masalah. Dengan mencoba beberapa cara memasangkan kepingan berupa potongan-potongan gambar balita dilatih untuk berpikir kreatif. Permainan puzzle juga mengasah ketekunan anak, dalam memecahkan masalah, tentunya.

Ketika jemari mungilnya harus memasangkan kepingan tipis yang terbuat dari kayu atau lempeng karton, maka bermain puzzle akan mengasah keterampilan motoric halus. Semakin terampil jari jemari balita, memasangkan kepingan sesuai bentuk tepian, akan semakin mudah dilakukan.

 Memadukan atau memasangkan kepingan puzzle membntu kesimpulan, memahami logika sebab akibat dan gagasan bahwa objek yang utuh sebenarnya tersusun dari bagian-bagian yang terkecil.

Sebagaimana halnya dengan kemampuan anak menyusun menara dari balok, kemampuan anak bermain puzzle pun berkembang secara bertahap. Si dua tahun, misalnya sudah tertarik dngan kegiatan menyusun uzzle dengan hasil akhir figure hewan kesayangannya. Akan tetapi tentu masih berupa puzzle dengan kepingan besar yang terdiri dari 2-3 potong.

Semakin hari keterampilan dan kemampuan pemahamannya semakin berkembang sehingga ia mulai dapat menyelesaikan puzzle yang jumlah kepingannya 4-6. Semakin lama, semakin banyak jumlah kepingannya dan bentuknya semakin kecil dan rumit. Di usia prasekolah perhatian balita terhadap ciri fisik objek (bentuk, warna, tekstur dan lainnya) semakin detail.

 Jadi, si prasekolah pun semakin piawai saja menyusun kepingan puzzle menjadi sebuah gambar besar utuh yang hasil akhirnya menggambarkan secara detail.

Sejak kami sepakat dengan tema yg diambil, saya belajar praktek berpartner dengan Ghazi, saya menggunakan buku/gambar untuk mengenalkan fitrah seksualitas kepada Ghazi, ketika melihat gambar, saya melontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar fitrah seksualitas, misalnya :
*Abang, yg pakai peci siapa ya? _ayah_ jawabnya
*Nah, yg berkerudung siapa ya? _ibu_ jawabnya lagi
* Kalo kumi (sikucing digambar) pakai peci atau kerudung? _ ga pakai_

Kemudian media edukasi lainnya adalah bermain peran dengan teman sepermainannya yg perempuan, mereka sedang bermain _mamah-mamahan_ jadi ada pembagian peran bahwa Ghazi sebagai ayah yg berangkat bekerja, dan Ulfi (teman perempuannya) sebagai mamah yang memasak.
Sesederhana itu saya belajar menguatkan fitrah seksualitas Ghazi bahkan dengan teman bermainnya, mengingat usianya yg masih 2,9thn


Salam Konsisten,
#harike9
#bundasayang
#gamelevel11
#FitrahSeksualitas