Kali ini saya membuat resume seminar parenting dari ibu Elly Risman dengan tema mendidik anak Percaya diri. Rekaman seminar dapat teman-teman lihat di youtube pada link berikut https://youtu.be/seminaribuellyrisman
Seminar dibagi menjadi dua bagian, karena kita tidak bisa mendidik anak menjadi percaya diri padahal kita tidak percaya diri. Maka bagian pertama membahas menyelesaikan masalah diri sendiri. Bagian kedua dilanjutkan dengan membahas bagaimana mendidik anak percaya diri
Percaya diri adalah penilaian keyakinan seseorang tentang apa yang dia mampu dan apa yang bisa dia lakukan. Percaya diri adalah penilaian kita tentang apa yang kita mampu lakukan. Sayangnya banyak orang yang tidak mengetahui potensi dan kemampuan dirinya. Biasanya terjadi karena sejak dini tidak dibiasakan mencoba, mengenali kemampuan melakukan sesuatu dimulai dari hal-hal sederhana. Salah satu tanda adalah kesulitan menentukan jurusan ketika masuk perguruan tinggi.
Pelajari cara orang tua mendidik kita, kemudian cari kekurangannya dan perbaiki untuk mendidik anak kita. Bagaimana cara orang tua menilai dan menempatkan harga dirinya akan diikuti oleh anaknya. Percaya diri ditempatkan pada 2 hal, looks (penampilan) dan values (nilai diri). Media saat ini cenderung meletakkan percaya diri pada penampilan. Sebagai orang tua, kita harus menanamkan pada anak bahwa percaya diri tidak hanya tentang penampilan. Pede adalah tentang values. Biasakan memuji anak bukan hanya dari penampilannya, apabila memuji penampilan tambahkan nilai values. misalnya kamu cantik dan juga suka membantu.
Rasa percaya diri terbentuk mulai dari usia yang sangat dini. Percaya diri datang dari konsep diri yang baik dan harga diri yang sehat. Harga diri yang sehat datang dari rasa dicintai dan perasaan mampu. Rasa mampu sendiri harus di kenalkan bertahap pada anak. Tidak semua orang berbakat dan mampu pada apa yang dicita-citakannya apalagi yang dicita-citakan orang tuanya.
Setiap tahap perkembangan anak memiliki tantangan psyco social crisis. Dimulai dari bayi, balita anak, remaja memiliki tantangan yang berbeda yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan kemampuan diri sendiri. Membantu anak menghindari kesulitan dan tantangan, akan menurunkan self respect anak. Menurunnya self respect anak akan merusak rasa percaya dirinya. Anak perlu gagal agar memahami proses dari tidak bisa menjadi bisa. Jika tidak ada kegagalan dalam sebuah proses, maka anak tidak memahami makna keberhasilan/kemampuan diri nya. Orang tua perlu menguji menghargai memberikan kesempatan anak untuk gagal. Apabila ini tidak dibiasakan maka anak akan tumbuh dengan jiwa peterpan. Usia bertambah namun tidak dibarengi dengan kedewasaan mental.
Bagaimana anak membangun citra dirinya juga dipengaruhi oleh persepsi diri yang sehat dari orang tuanya. Anak membangun citra diri dipengaruhi oleh kata-kata yang masuk kedalam jiwanya. Anak yang tumbuh dengan kata-kata positif akan memiliki jiwa yang kuat dan tangguh. Sementara anak yang tumbuh dengan kata-kata negatif, jiwanya akan kosong, merasa tidak berharga. Fase perkembangan anak dimulai dari mendengar, melihat, merasa dan berpikir. Maka kata -kata yang diucapkan orang tualah yang pertama-tama diserap otak dan jiwa anak. Hindari parentogenik pada anak. Parentogenik adalah cara bicara yang mengosongkan kantong jiwa dan menghancurkan harga diri anak. Ada 12 gaya populer parentogenik yaitu 1.Meremehkan 2. Membandingkan 3. Mengancam 4. Melabeli 5. Menasehati 6. Membohongi 7. Menghibur 8. Mengkritik 9. Menyindir 10. Menganalisa 11. Memerintah 12. Menyalahkan
Daftar berikut adalah Peran keluarga (orang tua) dalam membangun harga diri anak.
Orang tua yang mencintai tanpa syarat --- Tak jelas anak berharga atau tidak
Menerima kelebihan dan keterbatasan anak ---Seperti menolak atau abusive
Menentukan target yang bisa dicapai anak --- Target yang terlalu tinggi diluar kemampuan anak
Hubungan yang hangat dan respek --- Sikap yang otoriter
Otoritative parenting --- Inkonsisten kadang boleh kadang tidak
Terbuka kesempatan untuk mendiskusikan aturan --- Aturan kaku tidak bisa didiskusikan
"Mendiskusikan peraturan baru antara orang tua dan anak merupakan kesempatan membangun harga diri yang tinggi"
Ortu teladan dalam menghadapi dan memecahkan masalah --- Menjadi teladan yang buruk
Mendorong berhasil --- Meremehkan dan menjatuhkan
Bertingkah laku sopan dan bermoral --- Bertingkah laku buruk kadang mengabaikan moral
Feeling good --- Perasaan berat tanpa ekspresi
Berani mencoba hal baru --- Takut gagal
Berpikir positif, tahan thdp tekanan negatif lingkungan --- Berpikir negatif tentang diri sendiri, menarik diri
Lebih sehat secara psikologis, mampu menangani konflik --- Mengalami masalah stress cemas depresi
lebih mengenal dan mampu mempertahankan hubungan baik ---sulit mempertahankan hubungan baik dengan orang lain
Memiliki goal yg masuk akal --- tidak jelas tujuan hidupnya
Terbuka terhadap kritik --- Berusaha menghindari kritik
Fokus bagaimana meningkatkan diri --- Menghindari penolakan dan kegagalan
Menikmati Hidup --- Hari terasa suram
Tahu kemampuan dan kelemahan optimis --- pesimis.
Harga diri yang tinggi datang dari rasa sayang orang tua yang tanpa syarat, unconditional love. Dari poin-poin diatas, manakah yang lebih banyak kita lakukan dalam keseharian? Manakah yang lebih sering kita dapatkan dari orang tua kita? Kita tidak bisa membangun percaya diri anak bila kita tidak selesai dengan rasa percaya pada diri sendiri. Maka orang tua perlu melakukan assesment penilaian diri apakah sudah memiliki konsep diri yang baik. Sebagai orang tua, kita harus memperbaiki kepercayaan diri sendiri sebelum membangun kepercayaan diri anak. Orang tua perlu merdeka jiwa dan pikirannya sebelum memerdekakan jiwa dan pikiran anak-anaknya
Selesaikan masalah diri sendiri dengan metode cognitive diary. Tulis trauma yang mengganggu, pikiran, perasaan dan tingkah laku yang muncul saat situasi itu terjadi, lalu lihat dari sudut pandang berbeda sehingga muncul pikiran baru yang berpengaruh pada munculnya perasaan dan tingkah laku yang lebih baik terhadap trauma tersebut.
Pelajari berbagai teknik menghilangkan trauma pada diri sendiri. Salah satunya dengan teknik EMRD (Eye Movement Rapidly Reprocessing) caranya dengan membayangkan penyebab trauma / sesuatu yang membuat tidak nyaman, letakkan 2 jari didepan mata dalam jarak pandang yg nyaman. Gerakkan jari membentuk garis diagonal, gerakkan mata mengikuti gerakan kedua jari sambil membayangkan trauma. Ganti gerakkan tangan membentuk lingkaran, tatapan mata tetap mengikuti. Lakukan berulang hingga rasa mengganggu pada trauma berkurang.
Teknik pemindai juga dapat dilakukan untuk mengurangi beban mental. Caranya duduk di tempat yang tenang, gunakan tangan sebagai pemindai seluruh bagian tubuh, temukan titik bagian tubuh yang terasa berat akibat perasaan /situasi yang membuat tidak nyaman. Buat gerakkan menarik keluar dari titik tubuh yang terasa berat sambil membayangkan semua perasaan tidak nyaman keluar dari tubuh. Lakukan gerakan tarik dan buang berulang hingga perasaan menjadi lebih tenang. Kita berkewajiban menolong diri sendiri, save your own soul. Perkerjaan dapat didelegasikan tapi mengasuh dan memperbaiki perasaan hanya kita sendiri yang bisa melakukannya.
Membangun harga diri yang sehat dapat dilakukan dengan :
- Menghargai dan menerima diri
- Mengembangkan minat dan kekuatan diri
- Hargai upaya yang sudah dilakukan
- Pandangan positif
- Menggunakan humor
- Beri waktu untuk diri sendiri (mengerjakan hal produktif)
- Sadari bahwa kita berharga sebagai manusia, bukan sebagai orang tua yang sukses. Jangan meletakkan harga diri pada kesuksesan anak. Bedakan kesuksesan sebagai manusia dengan peran sebagai orang tua.