Selasa, 24 Oktober 2023

My Belief

 Kembali saya ingin mengeluarkan apapun yang ada dalam pikiran kedalam sebuah tulisan. sejujurnya saat memulai tulisan ini, saya belum mempunyai ide tema atau gagasan apa yang hendak ditulis. seketika teringat sebuah video pendek yang saya tonton tentang cara mudah berdamai dengan diri adalah sesering mungkin meminta maaf kepada diri sendiri. setelah saya melihat video tersebut saya melakukan jeda sejenak dan mulai monolog dengan diri sendiri. saya meminta maaf pada diri sendiri dan mengatakan terima kasih karena sudah melakukan yang terbaik hingga sejauh ini. Seketika emosi dan air mata saya meleleh. 

beberapa waktu belakangan dari menonton berbagai video tentang kebahagiaan, keberlimpahan dan vibrasi energi ada satu poin yang saya sadari bahwa saat ini, sekarang adalah sumber kebahagian dan keberlimpahan, sumber vibrasi dan energi baik. Walaupun begitu sederhana, menetapkan diri dan pikiran dalam kondisi saat ini sulit dilakukan tanpa latihan dan kesadaran. Pikiran kita yang selalu melompat-lompat dari masa lalu ke masa depan, membuat kita jauh dari kesadaran akan moment saat ini.

saya sangat menikmati meditasi. buat saya meditasi menjaga saya dari overtingking. mungkin juga sebagai bentuk pelarian saya dari kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu. Saat ada di moment terendah, saya begitu mengkhawatirkan penilaian orang lain. yang menurut saya ini dikendalikan oleh bawah sadar. karena pikiran sadar saya memahami bahwa kekhawatiran tentang pikiran orang adalah bentuk kepercayaandiri saya yang berlebihan. padahal belum tentu orang-orang tersebut memikirkan saya. 

Pagi tadi saya mendengar penjelasan dari Adi W Gunawan seorang pakar dalam bidang hipnoterapy, Beliau menjelaskan diluar dari God Factor, umumnya kesuksesan seseorang dilihat dari usaha apa yang dikerjakan seperti melatih skill, membaca, belajar untuk menambah pengetahuan sehingga seseorang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya, nyatanya selain faktor usaha ada juga faktor belief atau keyakinan yang berpengaruh pada kesuksesan seseorang. Sebagai contoh, orang yang memiliki belief atau keyakinan bahwa uang adalah akar dari semua masalah, maka dapat dipastikan orang tersebut tidak bisa meraih kesuksesan dalam hal keuangan. Hal ini yang perlu disadari semua orang bahwa selain faktor usaha, ada faktor belief yang mempengaruhi bahagia atau tidaknya kehidupan seseorang.

belief ini masuk dalam pikiran seseorang sejak usia dini. Usia 1-3 tahun adalah golden age. apapun keyakinan yang masuk ke dalam pikirannya akan tersimpan hingga dewasa. hingga sampai usia 13 tahun terbentuklah critical sistem dalam pikiran seseorang sehingga informasi yang masuk tak lagi langsung masuk dalam belief sistemnya. keyakinan ini bisa masuk dari orang orang sekitarnya, orang tua teman dan lingkungan. semakin dewasa seseorang semakin kuat belief yang terprogram dalam pikiran bawah sadarnya. belief dalam bawah sadar ini begitu kuatnya sehingga saat kita ingin menggantinya dengan kepercayaan baru bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman bahkan hingga menimbulkan sakit pada fisik. sama seperti emosi, saat emosi tertahan dia akan keluar dalam bentuk sakit fisik pada penahannya.

sedikit demi sedikit saya mencoba belajar mengelola emosi, mengenali emosi yang saya rasakan. mencoba melingkupi diri dengan emosi-emosi positif. saya berusaha berkomunikasi dengan bawah sadar agar berdamai dengan pikiran sadar. karena saat pikiran sadar dan bawah sadar berdamai maka akan timbul kebahagiaan, kepuasan dan kesuksesan dalam hidup. apakah ini bentuk pelarian? menganggap ada yang salah dengan belief sistem, merasa memiliki inner child? mencari kambing hitam dari segala yang tidak baik? dengan menyalahkan inner child dalalm diri?  karena sepertinya banyak orang baik-baik saja tanpa pernah mengenali inner childnya, bahkan suami saya memandang skeptis tentang inner child ini. entahlah, tapi saya saya menikmati belajar dan menyelami diri agar dapat menjadi diri saya sendiri dalam versi terbaiknya.