Saat ini saya sedang menjalani proses magang menjadi leader ibu profesional regional karawang. Sejauh ini hal yang sudah saya lakukan adalah mempelajari alur birokrasi dalam kepengurusan, menyimak kegiatan dalam tim pengurus dan membagikan informasi dari pusat kepada teman-teman di regional. Beberapa waktu lalu saya mengambil bagian menjadi ambasador Konferensi Perempuan Indonesia, yang mana merupakan perayaan 12 tahun milad ibu profesional. ini sebagai bentuk kontribusi saya menjadi penghubung regional dengan segala aktifitas yang diadakan pusat.
Hingga pekan lalu manager humas mengabarkan ada undangan untuk mengisi podcast Lira Medika. Lira Medika adalah sebuah rumah sakit swasta yang ada di karawang. Ibu Profesional Karawang telah berpartner dengan Lira Medika untuk beberapa tahun belakang. Dan ini menjadi perjalanan keluar pertama saya mewakili Ibu Profesional. Rabu pagi, saya datang memenuhi undangan Lira medika dengan didampingi teh Rini sebagai leader yang masih menjabat. Teh Rini yang seorang dosen telah berpengalaman melakukan banyak wawancara terkait ibu profesional. saya sendiri masih grogi dan terbata dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan host acara. Betapa pengalaman yang mengkayakan. sang host bertanya bagaimana pengalaman saya bergabung di ibu profesional. saya menjawab, ibu profesional membuka banyak peluang buat saya yang seorang ibu rumah tangga. salah satunya adalah bisa hadir dalam podcast ini. Tentunya penampilan perdana saya masih jauh dari kata memuaskan, namun ini adalah langkah awal meningkatkan kapasitas diri.
Selesai podcast, saya menyempatkan berdiskusi dengan teh Rini. Beliau mentransfer ilmu dalam kepengurusan. Jangan jadikan ini beban, jadikan ini tantangan yang membangun. Saya berusaha untuk optimis dan berniat menjalankan peran dengan profesional. Saya bisa karena saya mau belajar.
saya selalu merasa tidak memiliki jiwa seorang pemimpin. namun saat flashback ke masa lalu, entah secara kebetulan atau karena takdir, saya selalu menempati posisi leader. walaupun akhirnya saya merasa tidak bisa menjalankan peran dengan maksimal. sepertinya karena dalam diri saya ada yang memblokirnya. Beberapa waktu lalu, ibu saya pernah bercerita. Dulu saya terpilih menjadi dirigent untuk lomba paduan suara di TK. kami sudah berlatih untuk lomba tersebut. Namun karena ada biaya lomba yang perlu dibayarkan dan saat itu orang tua saya tidak memiliki cukup uang untuk membayarnya, maka dengan berat hati pihak sekolah mengganti posisi saya dengan murid lain. saya sendiri sudah melupakan detail cerita tersebut. ingatan tentang latihan paduan suara di sekolah TK hanya samar-samar yang bisa saya ingat. namun saat mendengar cerita tersebut, tiba tiba mata saya berkaca-kaca dan rasanya ingin sekali menangis. Entah karena saya memang memiliki trauma karena kehilangan posisi sebagai dirigent atau saya hanya merasa sedih karena membayangkan bagaimana rasanya setelah mengikuti latihan bersama teman-teman ternyata harus digantikan oleh teman lain. mungkin kedua-duanya. dan mungkin ini adalah innerchild yang harus saya sembuhkan. sehingga diri kecil saya tak lagi mengganggu saat saya menjalankan peran sebagai leader.
beberapa kali saat melakukan meditasi inner child, saya berusaha menemui diri kecil saya di masa tersebut. saat saya masih tk, saya membayangkan menemui saya kecil yang sedang bersedih karena tidak menjadi dirigent tanpa tahu sebab nya. sebagai seorang anak tentunya itu sangat berpengaruh pada mentalnya. saya memeluknya, menghiburnya, mengatakan bahwa saya akan menemaninya. mencoba memvalidasi emosinya. apa yang dia rasakan sedih kecewa marah bingung. dia boleh menangis, saya berjanji akan menemaninya. setelah tenang saya mengajaknya bermain, berjalan-jalan, memeluknya, mengatakan bahwa dirinya aman bersama saya. saya berjanji akan menjaga dan menyayanginya. akan selalu mengunjungi dan menemaninya. bahkan saya yang dewasa saat ini begitu sedih melihatnya bersedih.