Yang menarik dan bikin excited di sesi 1 basic basic training a home team tentunya bertemu offline dengan teman-teman yang punya minat sama tentang membangun keluarga. Selain teman yang sudah pernah bertemu sebelumnya ada juga teman yang baru pertama ketemu.
Membahas tentang Apa itu A home team dan keluarga menurut pandanganmu, menjadi diskusi yang berlangsung hangat ditengah hujan yang mengguyur kala sesi 1 berlangsung. Games seru 3 fakta unik tentang diri yang dimainkan juga menambah keseruan ngobrol bareng.
Sejauh mana kita mengenal anggota keluarga? Menjadi pertanyaan oleh-oleh yang kubawa pulang untuk dicari jawabannya dirumah.
Sementara, oleh oleh yang didapat dari sesi kedua adalah ide games sederhana yang bisa digunakan untuk mengukur cemistry antar anggota keluarga.
Disesi kedua, kami diajak berefleksi kembali, menemukan perbedaan dan persamaan dari pasar dan tim sepak bola. Lho memang apa hubungan pasar, tim sepak bola dan keluarga?
Pastikan dulu untuk menemukan perbedaan dan persamaannya, nah setelahnya, lihat kembali kondisi keluargamu, lebih mirip pasar yang berkumpul dengan kepentingannya masing2 tanpa perlu saling kenal atau sudah seperti tim sepak bola yang saling mengenal dengan perannya masing-masing dan memiliki tujuan bersama?
Jadi main bareng, ngobrol bareng, beraktifitas bareng adalah pondasi membangun keluarga berkualitas A
Inget ya, ngobrol ngga penting sama keluarga itu PENTING!
Basic training a home team sesi 3 saatnya kembali melakukan refleksi, bila 1 ibarat pasar dan 5 adalah sebuah tim, ada di angka berapa keluargamu? Dan aku menjawab 3, medioker lah. Untuk urusan quality dan quantity, keluarga kami punya cukup waktu bersama yang berkualitas. Rahasia suksesnya adalah tidak adanya tivi dirumah. Makan bersama juga menjadi kebiasaan yang keluarga kami lakukan. Seringnya waktu makan dibarengi dengan obrolan ringan dan sharing tentang kegiatan hari itu.
Lalu kenapa nilainya 3, karena keluarga kami belum memiliki visi misi, tujuan yang dicanangkan dan disepakati bersama. Semua dijalani mengikuti aliran kehidupan.
Diskusi hangat bersama teman2 circle yg memiliki permasalahan yang sama kembali berlanjut di sesi 4. Brainstorming dari permasalahan yang dihadapi memantik ide dan solusi.
Saat menetapkan visi misi terasa berat maka menetapkan tujuan jangka pendek yang ingin dicapai terasa lebih ringan dan dekat. Mencari tahu output yang ingin dicapai oleh anggota keluarga bisa menjadi langkah awal menentukan tujuan. Indikator sukses bulanan juga bisa dibuat sebagai pemandu langkah keseharian. Tentunya semua itu dibuat dengan kesepakatan seluruh anggota keluarga.
Setelah mengikuti basic training sesi 3 dan 4, Menjadi keluarga berkualitas A jadi salah satu tujuan yang ingin dicapai.
Jadi Pe Er nya, mau bikin project apa untuk menyelesaikan tantangan ini?