Kamis, 20 Februari 2025

Membaca Perahu Kertas

Beberapa hari yang lalu, buku pesanan saya tiba. Perahu Kertas karya Dee Lestari terbitan tahun 2009. Saya tergugah ingin membaca karya Dee setelah menonton salah satu podcast yang mengundangnya sebagai narasumber dalam rangka mempromosikan buku terbarunya. Sebenarnya beberapa tahun belakangan ini saya lebih sering membaca secara online di Ipusnas. Namun Saya pasti akan membeli buku fisiknya bila ingin lintang ikut membaca. Setiap kali membeli buku, meskipun buku bekas, saya pastikan itu original sebagai bentuk apresiasi saya kepada penulis. Sedih melihat banyak sekali buku bajakan berseliweran di market place.

Selama 3 hari ini saya tenggelam dalam cerita Kugy dan Keenan, dua tokoh utama dalam Perahu Kertas. Mencuri-curi waktu disela kesibukan ibu rumah tangga menjadi kesibukan saya tiga hari kebelakang. Saya tenggelam dalam drama romantis orang-orang dewasa muda. Membaca cerita yang manis ala orang dewasa muda di saat usia saya kini, memunculkan perspektif yang berbeda. Pasti akan lain rasanya jikalau saya membaca buku tersebut dua puluh tahun silam. Dapat dipastikan saya akan langsung kesengsem sama tokoh keenan.  Sementara membacanya saat ini hanya membekas sebagai sebuah cerita yang manis.


Dulu saat masih remaja, sebel banget rasanya kalau sedang asik membaca harus diinterupsi sama perintah2 orang tua. disuruh mandi lah, belajar lah, ngga boleh baca sambil tiduran dan banyak kecerewetan lainnya. sekarang saat saya sudah dewasa saya bisa rebahan seharian buat menuntaskan buku yang bikin penasaran tapi kenyataan tidak demikian ferguso. Ada anak yang menuntut perhatian buat main bersama, kewajiban memasak yang harus dimatangkan. Cucian basah yang harus dijemur, dan rumah berantakan yang minta dirapikan. Tapi pikiran masih nyangkut dibuku. betapa ngga enaknya kalo pikiran kita masih nyangkut di dalam cerita. rasanya ngga sabar pengen segera menuntaskan. sampai siang tadi saya mengisi waktu tidur siang anak dengan menyelesaikan Perahu Kertas.

Sebagai penyuka drama romantis, dari sudut pandang saya yang berumur empat puluh tahun, Perahu kertas menyajikan cerita yang manis. bahkan terlalu manis dan ngga realistis. Sudah lama saya tidak membaca novel romantis. Novel romantis terakhir yang saya baca adalah seri twilight hampir 20 tahun yang lalu. 

Saya tidak pandai mengambil hikmah dari sebuah cerita. yang saya rasakan tulisan tulisan dee menghanyutkan pembaca kedalam perjalanan kedua tokoh utamanya. Cerita yang mengalir, membuat saya penasaran, geregetan dan gemes ingin terus mengikuti perjalanan mereka. Mungkin begini juga rasanya orang yang kecanduan serial drama korea.