Saya senang sekali apabila sekolah memberikan materi ajar yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya materi pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar Aga dan Lintang yang menggunakan materi ajar dari Mcmillan Education. Dikutip dari wikipedia, Macmillan Education berfokus terutama pada materi dan layanan untuk pembelajaran bahasa (terutama bahasa Inggris) dan untuk pengajaran kurikulum internasional di sekolah-sekolah di seluruh dunia.
Tema dan tujuan pembelajaran yang jelas pada media belajar memudahkan guru (dan orang tua) mendampingi anak belajar. Untuk jenjang sekolah dasar menggunakan student book Happy Campers, dimulai dari Happy campers 1 hingga happy campers 6. Setiap materi dilengkapi dengan digital content yang bisa diakses secara online. Terdapat kode unik di setiap buku yang bisa digunakan untuk mengakses materi digital.
Pembelajaran vocabulary (kosa kata) dan grammar (tata bahasa) disajikan dalam kalimat sederhana yang langsung bisa dipraktekan dalam percakapan. Didalam student book, anak tidak diminta menghafal kosa kata satu persatu. Tersedia lagu yang berisi tema pembelajaran di setiap bab nya. Anak-anak bisa belajar dan berlatih sambil mendengarkan lagu. Diharapkan anak mampu menangkap konsep dari kosa kata yang dipelajari dalam penggunaannya pada percakapan. Materi ajar disusun menggunakan sudut pandang anak, tak ada narasi penjelasan panjang lebar.
Saya juga mengulik di website mcmillan, Disana dijelaskan bahwa penyusunan buku happy campers melibat banyak ahli seperti psikolog dan pakar tumbuh kembang anak. Saya juga pernah membaca sebuah blog yang menjelaskan bagaimana kualiltas buku ajar di sekolah sekolah di jepang, Buku ajar di Jepang terutama untuk kelas dasar dibuat berwarna dan bergambar. Dan dibuat pula dalam sudut pandang anak, persis seperti konsep yang diusung dalam buku happy campers. Dari buku happy campers, saya jadi paham buku ajar yang disusun dengan baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik pula.
Membandingkannya dengan materi ajar yang umumnya di temui di sekolah Indonesia membuat saya bersedih hati. Tak heran kualitas pendidikan kita jauh dari negara maju. Buku buku paket diindonesia tidak disusun menggunakan sudut pandang anak, tapi disusun dari sudut pandang pengajar. Ternyata hal sederhana seperti ini luput dari perhatian para praktisi dan pemangku kebijakan pendidikan di Indonesia.