Sabtu, 16 September 2023

Meditasi dengan Menulis

Hari ini saya melihat sebuah iklan kelas menulis di instagram. Kelas menulis untuk meditasi sehari-hari dari As Laksana. Judul iklan tersebut menarik hati. Saya memang suka menulis, lebih tepatnya mencatat. Saya suka membuat catatan-catatan. Mencatat ulang materi yang dipelajari, mencatat rencana-rencana yang ingin dilakukan, mencatat pengeluaran, membuat jurnal. Walaupun kegiatan menulis itu tak selalu konsisten dikerjakan. Setelah mencatat sebuah materi belajar biasanya membuat saya lebih memahami materi tersebut. Mengikuti kelas literasi dari komunitas ibu profesional menjaga konsistensi menulis saya. Tugas tulisan yang harus dikumpulkan memaksa saya untuk membuat tulisan. Saya lebih bisa bergerak saat ada tekanan ini adalah suatu kelemahan. 

Setelah membaca iklan kelas menulis meditasi tadi, saya mencari informasi tentang menulis meditasi dan munculah sebuah tulisan di website berjudul "Bagaimana menggunakan menulis sebagai tehnik meditasi" dimana penulisnya adalah juga penulis dari sebuah buku berjudul writing meditation. Tulisan pada website tersebut memberikan 3 contoh cara menerapkan meditasi dalam menulis.

Yang pertama adalah menulis ide buruk, luangkan waktu 10 sampai 20 menit untuk menulis misal 10 ide buruk untuk ....... kita bebas mengisi titik titik yang kosong dengan apapun. Misal ide buruk untuk jalan-jalan. Sang penulis memberinya nama ide buruk karena kita tak perlu bersusah payah memikirkan apakah itu ide yang bisa direalisasikan atau tidak. Namun saya agak terganggu dengan penulisan nama ide buruk. Mungkin lebih baik hanya ditulis sebagai 10 ide tanpa embel-embel baik atau buruk agar lebih netral.
Yang kedua adalah menulis drama 3 babak. Jadikan diri kita sebagai tokoh utama dan kehidupan kita sebagai alur ceritanya. Cerita dibuat bisa dalam kurun waktu tertentu di fase kehidupan kita, tahun ini, saat kita kecil atau saat kita remaja. Buat cerita dalam drama 3 babak. Pengenalan tokoh, konflik dan penyelesaian. Saya sendiri belum memahami bagaimana penulisan drama 3 babak itu dibuat. 

Yang menarik dan tak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya adalah tehnik ke 3 yaitu menulis surat kepada leluhur. Menceritakan kisah hidup kita saat ini kepada leluhur. Menulis surat pada leluhur secara tidak langsung melihat kembali kehidupan kita. Bisa menjadi cara bersyukur dan pelepasan emosi apabila ada kekecewaan yang terpendam pada kehidupan kita di masa sekarang. Menulis surat kepada leluhur juga sebagai sarana mengenal diri, siapa kita, bagaimana kehidupan kita saat ini dan tujuan yang ingin dicapai.


Ini adalah surat pertama pada leluhur pertama yang saya buat.  Ditujukan kepada mbah Kakung yang sudah meninggal di tahun 1996.

Assalamualaikum mbah,
Halo mbah kakung, semoga mbah kakung saat ini dalam keadaan tidur nyenyak hingga dibangunkan saat yaumil akhir nanti. Aamiin
Tari sekarang udah punya anak tiga loh, yang besar namanya Lintang, kelas 5 SD yang nomer dua namanya Aga udah sekolah TK, yang kecil namanya Wulan kemaren tgl 9 September baru ulang tahun yang ke 4. Sekarang Tari tinggal di Karawang, sama suami dan anak-anak. 
Alhamdulillah mbah Enok masih hidup april kemarin ulang tahun ke 85 pas lebaran. Tapi lebaran kemaren lek Dwi sekeluarga ngga dateng. Katanya lebaran di rumah Gita. Gita masuk islam ikut suaminya. Mbah sekarang tinggal sama mba Ayu. Mbak Ayu udah jadi guru SMK di Banten tinggal disana juga dapet orang Bojonegoro. Anaknya 2 Aurum kelas 3 sama Titan kelas 1. Sekarang bapak sama ibu yang tinggal di jatiwaringin, berdua aja. Panji udah nikah, tinggal di cipayung belum punya anak. 

4 tahun abis mbah kakung meninggal, lek Heri Sakit dan nyusul, meninggal juga. Lek Heri anaknya 2 namanya Endang sama Bulan. Dua duanya tinggal di Tasik. Endang udah nikah anaknya 1 cowo, lupa namanya. Maret kemarin kita sekeluarga ke Tasik, acara nikahannya bulan. Lek Toto sekeluarga, Lek Dwi, mbah, bapak, ibu, mbak ayu, Tari sama anak-anak kesana. 

Gita anaknya 2, anak pertamanya Alkeanu yang kedua Alea kembar tapi yang 1 gugur di kandungan. Bayu juga udah nikah anaknya 2 cowo semua. Yang kedua baru lahir bulan Juni, Tari bareng mba Ayu nengokin kesana, pas lagi liburan sekolah soalnya. Pram, Tiwi juga udah nikah, pram anaknya mau 2 yang pertama laki laki, yang kedua baru mau lahir, ngga tau bulan apa prediksinya. Tiwi blm punya anak. Tika masih sekolah kelas 2 SMA. 

Jatiwaringin sekarang makin padat, rame dan suka kebanjiran. Telpon rumah udah dicabut. Karena ngga ada yang make seringnya malah cuma telpon penipuan aja. Sekarang semua udah pake hp mbah. Lebaran kemarin tari ke kuburannya mbah kakung. Kuburan disana sekarang rapi, bersih dibuatin jalan setapak di tiap kuburan, jadi ngga becek lagi. Tari nyebar bibit bunga di atas kuburannya mbah. Kuburan disana sekarang juga penuh. Mbah enok udah wanti wanti kalo meninggal mau dikubur di sebelah makam mbah kakung. 
Mungkin segitu dulu yang bisa Tari ceritain, nanti disambung lagi ya.
Tari lampirin foto mbah Enok sama buyut- buyutnya (anak-anak Tari & mbak Ayu)

Wassalamualaikum wr wb
Cucumu tersayang
Tari