Sabtu, 26 Juli 2025

Drama Korlas

Keriwehan tahun ajaran baru biasanya dilengkapi juga dengan drama pemilihan korlas. Tahun ini saya berkesempatan menjadi korlas di kelas dua. Ini lantaran tak ada yang bersedia dan saya pun berkeinginan untuk memperbaiki sistem penggunaan uang kas kelas. Aga bersekolah di SD swasta dengan SPP yang bisa dibilang tidak murah. dengan latar belakang itu orang tua biasanya meminta pelayanan yang lebih ekstra. salah satu contohnya adalah permintaan untuk membagikan dokumentasi kegiatan anak setiap hari.  Ada juga orang tua yang ingin mendapatkan respon cepat dari wali kelas atau guru mata pelajaran. padahal pada jam mengajar, tentu sang guru fokus pada murid dan tidak memegang HP.

Di kelas sebelumnya uang kas ditetapkan sebesar 25ribu perbulan digunakan untuk kebutuhan kelas dan penunjang kegiatan anak di sekolah. selain itu juga ada iuran Komite sebesar 20ribu perbulan yang digunakan untuk kegiatan komite alias perkumpulan orang tua. Dana komite yang terlihat digunakan untuk seminar parenting tahunan. donasi jumat berkah, snack saat kegiatan anak, sovenir dan bingkisan guru saat event-event tertentu. lalu untuk apa penggunaan uang kas kelas, bukankah sudah ada dana komite untuk berbagai kegiatan anak? Biasanya digunakan untuk membeli alat kebersihan kelas, membeli bingkisan untuk anak atau guru yang sakit, bingkisan di hari guru dan saat kenaikan kelas. Selebihnya penggunaan dana untuk keriaan. Seperti membeli hiasan kepala saat peringatan 17 Agustus dan membeli atribut saat market day. 

Yang bikin greget adalah tidak maksimal dan efektifnya penggunaan uang kas. Orang tua masih di minta iuran saat ada event atau peristiwa tertentu padahal saldo kas kelas masih banyak. Dari keresahan ini lah saya bersedia menjadi korlas agar penggunaan uang kas bisa lebih efektif. Dibantu bendahara, saya membuat rencana anggaran dan penggunaan uang kas. dibuat ketetapan besarannya untuk penggunaan uang kas seperti menjenguk anak sakit atau guru yang tidak masuk lebih dari tiga hari. menjenguk orang tua yang dirawat di rumah sakit, menjenguk orang tua yang melahirkan dan sumbangan duka untuk keluarga inti yang meninggal dunia. 

Sementara rencana anggaran dibuat sesuai dengan kegiatan selama 1 tahun seperti snack saat kegiatan diluar sekolah, kebutuhan untuk berbagai event di sekolah dan sovenir untuk wali kelas dan guru mata pelajaran. Semua itu dimaksimalkan menggunakan uang kas, sehingga tak ada lagi iuran diluar kas. Sebenarnya banyak orang tua yang keberatan dengan banyaknya iuran tak terduga diluar kas namun mereka enggan mengemukakan sehingga mengikuti saja keputusan yang dibuat oleh korlas.atau kalaupun ada polling, mereka akan mengikuti polling terbanyak. 

Dulu sekolah sempat membuat larangan pemberian bingkisan kepada guru di lingkungan sekolah. Komite juga mendukung dengan mengkoordinir pemberian sovenir untuk walas, guru dan karyawan sekolah. namun seiring bergantinya kepengurusan komite maka kebijakan pun ikut berubah. semoga dengan menjadi korlas saya mampu mengelola penggunaan uang kas dengan bijak dan menjadi penghubung aspirasi orang tua.