Berlatarbelakang kota Semarang masa peralihan pendudukan Belanda ke Jepang, diceritakan melalui sudut pandang seorang perempuan di masa kecilnya. Seperti yang di tuturkan oleh penulis, ini adalah cerita kenangannya dimasa kecil. Bercerita tentang kebiasaan, kebersamaan, hubungan keluarga dan hal hal sederhana yang ternyata terus melekat dalam ingatan si anak dan menjadi kenangan di masa dewasanya. Ini menjadi pengingat bagi saya untuk selalu membangun kehangatan di dalam rumah dan menghargai hal hal sederhana yang terjadi.
Sebagai perempuan yang hidup di masa kini, cerita dalam buku ini membuka sudut pandang tentang kehidupan seorang perempuan di masa itu. Kesulitan di masa peralihan menuntut perubahan dalam susunan masyarakat. Keluarga sang penulis yang termasuk golongan ningrat harus turut beradaptasi dengan perubahan zaman. Tak terkecuali para perempuan dalam keluarga yang ikut ambil bagian dalam setiap perubahan. Sejarah, adat budaya dan kebiasaan pada zaman itu juga terceritakan dengan baik.
Selesai membaca buku ini seperti melihat kepingan sejarah masa peralihan penjajah dari sudut rumah di sebuah kota di Indonesia. Buku ini juga membuat kita mengenal budaya masa lalu yang kini mulai terasa asing. Sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh generasi saat ini sebagai penguat akar sejarah kehidupan masyarakat Indonesia. Ah rasanya koq berat banget kalau sudah bicara tentang Indonesia. Tapi yang pasti buku ini sangat ringan dan mengasyikan namun sarat dengan pengetahuan.